Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

3 Hati dalam Gelas (23)

6 April 2016   16:37 Diperbarui: 6 April 2016   16:43 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tentang Diah?"

"Iya.  Tentangmu.  Penting.  Dengerin, ya?" 

Namun waktu yang agak melambat itu terlampaui juga.   Yu Karti, perempuan yang selama ini dianggap Diah sebagai salah satu perempuan teguh seperti Kartini pun agak lindap.  Yu Karti seperti sedang memilin kata-kata.  Sedang menyeleksi setiap butirnya agar takarannya pas.  Tak lebih dan tak kurang.  Terutama tidak menggeleparkan hati manusia di hadapannya.

"Kenapa ibu tak mau menyampaikannya sendiri?" tanya Diah.

"Ibumu tak sanggup menyampaikan berita ini.  Makanya ibumu memintaku untuk menyampaikan ini.  Tak apa, kan?"

"Tak apa bagaimana?" Diah mengingat mata teguh ibu.  Mungkin keteduhan itu yang membuat ibu tak bisa menyampaikan berita ini.  Tapi, harusnya ibu sendiri yang menyampaikan.

Diah mengangguk.  Entah setuju.  Entah kalah.

"Kamu tahu kan, Di.  Tak ada manusia yang luput dari dosa?  Ini memang tentang dosa-dosa ibumu.  Dosa masa lalu, tentunya.  Inumu sudah bertaubat.  Makanya, ibu ingin menyampaiakan berita ini padamu.  Sayang, ibumu tak mampu untuk mengerjakan yang satu ini, jadi meminta bantuanku."

Malam kian sepi.

"Aduh gimana, ya?" Yu Karti mulai bingun sendiri.

Yu Karti saja tak bisa menentukan awal cerita, mungkin ibu juga lebih tak tahu lagi.  Berita ini memang berita yang super duper akan memingsankan orang yang diajak bicara.  Seandainya secara mental dia belum siap.  Bahkan orang yang sudah siap secara mental pun akan sedikit terguncang dengan berita ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun