Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

3 Hati dalam Gelas (20)

1 April 2016   11:34 Diperbarui: 1 April 2016   11:36 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dia sudah punya istri dan anak.  Kemarin dia datang ke sini bersama istri.  Anak-anaknya tak diajak.  Kalau sudah ketemu, nanti baru akan mengajak anak-anaknya."

"Istrinya cantik.  Pakai jilbab panjang.  Bahkan pakai penutup  muka juga," tambah Afra.

"Maaf, Bu.  Istri kakak nggak buta?" tanya Diah hati-hati.

"Normal.  Ibu juga tidak tahu kenapa kakakmu bisa mendapatkan istri secantik itu," kata ibu sambil tersenyum.  sepertinya bangga juga.

"Diah bisanya kalau liburan semester nanti ya, Bu."

"Kapan saja.  Ada juga nomor telepon kakakmu.  Telepon saja kapan-kapan, Nduk."

"Ah, nggak enak, Bu.  Teleponnya nanti saja kalau sudah ketemu muka."

Karena malam semakin larut.  Mata juga mulai ngantuk.  Diah pamit tidur.  Diah pengin tidur berdua ibu.  Di kamar ibu.  Afra hanya tersenyum.

***

Perasaan baru memejamkan mata, saat terdengar azan subuh dari masjid.  Di luar memang sudah ramai.  Dulu, waktu Diah kecil tak ada suara azan subuh.  Masjid belum punya spiker.  Azan masih dikumandangkan dengan suara asli.  Tak terdengar hingga rumah Diah.  Sekarang spiker masjid sudah bagus.  Suaranya sudah mencapai rumah paling jauh.  Lagian juga di setiap mushola sudah ada spikernya.  Jadilah suara azan Subuh itu saling bersautan.

Perbedaan yang mencolok memang sikap keberagamaan.  Subuh sudah ramai orang ke masjid.  Dulu sih hanya bisa dihitung dengan jari.  Hanya orang-orang tua yang sudah bau tanah yang rajin ke masjid.  Sekarang, anak segede Hanif juga sudah beramai-ramai solat Subuh di masjid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun