Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

3 Hati dalam Gelas (3)

16 Maret 2016   13:24 Diperbarui: 16 Maret 2016   13:57 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[/caption]"Ibu, boleh aku masuk?" tanya Rara saat melihat Diah terbengong.

Diah hanya mengangguk.  Lalu mengikuti langkah Rara.  Dudu di hadapannya.

"Ada apa, Ra?" tanya Diah.

Rara malah cengengesan.  Matanya diedarkan ke mana-mana.  Tanpa mempedulikan pertanyaan Diah.

"Ra, ada apa, kok kamu pagi-pagi sudah ke rumah Ibu?" ulang Diah.

"Bolehkan Rara main ke rumah Ibu?"  Rara balik bertanya.

Rara, sebetulnya Diah ingin memeluknya.  Ingin memberikan sesuatu kepada Rara.  Sesuatu yang mungkin tak pernah didapatnya.  Kehangatan seorang ibu.

Kemarin di ruang BK, Rara sudah bercerita tentang ibunya.  Walau Rara tak begitu jelas kenangannya tentang wajah ibunya, tapi Rara masih bisa lancar bercerita tentang kehangatan pelukan ibunya.  Mungkin sebetulnya Rara tak benar-benar menceritakan kehangatan pelukan ibunya, mungkin Rara hanya bercerita tentang harapan kehangatan pelukan dari ibunya.

Agak samar memang.

"Boleh, Bu?" ulang Rara.  Kali ini mata Rara langsung menusuk ke dalam retini Diah.  Dan Diah mengangguk sambil mulai melinangkan buliran-buliran bening itu.

"Ibu, kenapa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun