Makanan jelas bukan sekadar benda yang bisa membuat perut kenyang. Makanan selalu memiliki perjalanan sejarah yang panjang. Bahkan dapat dikatakan, kalau sejarah makanan pasti sepanjang sejarah keberadaan manusia dan kebudayaannya. Ya, makanan memang lebih jauh lagi dapat dikatakan sebagai produk budaya. Ada nilai-nilai yang ada terkandung di dalam sebuah makanan.
Sehingga tak salah kalau ada yang mengatakan, “Kenalilah sebuah masyarakat melalui makanannya.” Karena makanan adalah produk sejarah sebuah masyarakat yang paling gampang untuk dikenali/
Sebuah masyarakat tertentu akan memiliki makanan tradisional yang unik. Karena memiliki sejarah yang unik pula.
Kalau kita telisik lebih teliti, dalam sebuah makanan pasti terkandung perpaduan nilai yang betul-betul multikultur. Ada nilai daerah asal juga nilai keberpaduan dengan nilai-nilai budaya sekitar yang bisa juga masuk ke dalamnya tanpa terjadi bentrokan tapi justru perpaduan yang membuat lidah semakin merasakan nikmatnya.
Ketika Kompasiana menantang Kompasianer untuk menulis tentang makanan dari Negeri Gajah Putih Thailand, pada mulanya saya ragu untuk mengikutinya. Akan tetapi, setelah melakukan refleksi, akhirnya saya memutuskan untuk ikut kegiatan dan tantangan Kompasiana ini.
Mengapa ikut tantangan ini?
Pertama, dengan mengikuti tantangan Kompasiana ini, saya menjadi fokus berselancar untuk mengenal Thailand dari aspek budaya makanannya. Kalau saya tidak memenuhi tantangan ini, saya pasti akan selalu kuper jika diajak berbicara tentang negara jiran ini. Padahal, kalau kita tahu sebuah negara, maka kita akan semakin mengerti, memahami, dan pada akhirnya akan menyayangi tetangga kita itu.
Kedua, saya pernah bermimpi pergi ke Negeri Gajah Putih, tapi sampai kini belum juga tercapai. Maka, melalui tulisan ini, saya berimajinasi pergi ke Negeri yang tak pernah dijajah ini.
Ketiga, dengan memahami aneka makanan Thailand, kita akan semakin mengertai aneka nilai yang ada di masyakat tempat makanan ini dibesarkan. Dan ternyata, kita tak perlu lagi ke Negeri Gajah Putih untuk menikmati makanan khas Thailand karena di Jakarta sudah banyak restoran dengan menu makanan khas Thailand.
Saya coba menulis walau masih agak gagap.
Kabranya, makanan Thailand itu memiliki ciri rasa pedas dan penuh bumbu. Namun juga memiliki keseimbangan dengan rasa manis, asin, dan masam.
Ada empat jenis makanan daerah yang berasal dari empat daerah utama yaitu Thailand Utara, Thailand Timur Laut, Thailand Tengah, dan Thailand Selatan. Makanan daerah Thailand Selatan dipengaruhi ciri makanan India. Masakan Thailand Timur Laut dipengaruhi masakan Laos. Sedangkan pengaruh masakan China hampir ke semua daerah terutama daerah Thailand Utara dan Tengah.
Makanan Thailand dimakan dengan menggunakan sendok dan garpu. Walau bisa juga dengan menggunakan tangan. Nasi merupakan makanan pokok orang Thailand. Nasi dimakan dengan kari, masakan tumis. Kari dan sayuran dituangkan ke atas nasi untuk membuat hidangan.
Begitu beraneka makanan dari Negeri Gajah Putih tersebut. Di antaranya Tom Yum Goong, Gai Pad Pongali, Gang Jued, Jim Jum, Som Tam, Gang Massaman, Gang Keow Wan, Panang Gai, Gaeng Daeng.Geng Kheaw Wan Gai, Pad Thai, Gang Som Pak Ruam, Kai Jiew Moo Saap, Kao Na Phet, dan Kai Med Ma Muang. Dari sekian nama makanan Thailand tersebut, belum satu pun yang pernah saya rasakan kemantapannnya. Bahkan nama-namanya juga baru saya kenal dari internet. Alangkah jadulnya saya ini dalam hal masakan negeri tetangga.
Dari sekian makanan, saya coba tulis tentang Tom Yum Goong yang menurut semua referensi yang saya buka, katanya makanan paling terkenal dari Thailand.
Tom Yum Goong merupakan makanan yang dikatakan berani dengan bumbu yang memadukan antara serai wangi, cabai, lengkuas, daun jeruk, bawang merah, air jeruk nipis, dan saus ikan. Kalau diperhatikan dari gambar (maklum, belum tahu wajah aslinya), bentuk sup ini terlihat sederhana. Tapi, rasanya amat nendang banget karena rempah-rempahnya. Udang dan jamur sangat memanjakan tubuh.
Manfaat Tom Yum Goong adalah pasokan asam lemak esensial yang baik untuk kesehatan kardiovaskular. Juga menjadi sumber protein, vitamin D dan B, asam lemak dan omega 3. Juga mengandung garam mineral yang tinggi.
Tom Yum Gung merupakan salah satu jenis makanan jalanan atau street food. Dan selalu menjadi incaran wisatawan mancanegara.
Secara harfiah, kata-kata "Tom Yam" berasal dari dua kata dari bahasa Thailand yaitu "Tom" dan "Yam". "Tom" mengacu pada proses perebusan, dalam hal ini berarti sup.
Tom Yum versi modern biasanya menggunakan jamur tiram, daun ketumbar yang dicincang dan terkadang ditambahkan cabai yang dihaluskan atau nam phrik Phao ditambahkan sehingga kuah sup berwarna oranye cerah.
Ah, hanya bisa nulis segitu. Mudah-mudahan, setelah diajak makan akan lebih bisa mengungkap lebih banyak rahasia makanan Thailand. Semoga aja, ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H