Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menggugat Kebiasaan Mandi Dua Kali

25 September 2011   03:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:38 1207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Saat nonton acara Oprah Winfry Show (maaf kalau salah tulis),  saya tertegun dengan sebuah keluarga yang sangat ekstrem dalam memahami tentang kecintaan lingkungan (acara ini saya lihat di salah satu stasiun swasta tapi lupa tanggalnya).  Sebetulnya dua keluarga yang beda sikap.  Satu tak peduli lingkungan dan satu keluarga lagi sangat peduli lingkungan.  Satu keluarga membuang-buang air, satu keluarga lainnya sangat irit air (hingga mandi hanya seminggu sekali).  Yang satu mengumpulkan sampah hingga lima plastik besar, yang satunya lagi tak menghasilkan sampah satu pun karena selalu dipakai ulang.  Dua ibu rumah tangganya ditukar tempat.  Keluarga boros akhirnya menyadari kesalahannya dalam menghadapi lingkungan.

Orang di kampungku mandinya hanya sekali.  Cuma sore hari.  Pagi tak pernah mandi.  Bangun tidur langsung siap-siap ke sawah.  Tak apa juga kalau mandi hanya sekali.  Tetap sehat, juga.  Orang di acara Oprah Wibfre yang mandinya hanya satu kali seminggu juga tetap sehat, kok.

Persoalan mandi dua kali juga menjadi kebiasaanku sejak sekolah.  Karena dianjurkan guru katanya demi kesehatan.  Tapi apakah betul?

Dalam kondisi seperti saat ini.  Air bersih sangat langka, terutama di kota besar seperti Jakarta.  Masihkah gaya hidup mandi dua kali perlu diteruskan?  Lebih lanjut lagi, apakah betul ada alasan kesehatan untuk mandi dua kali dalam sehari?

Saya rasa, gaya hidup mandi dua kali seharu perlu dikritisi kembali.  Bagaimana menurut Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun