Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Laki-laki yang Tahu Kuburan Orang Hilang

7 Mei 2014   20:52 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:45 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Malam itu masih sepi.  Karena gerimis baru reda.  Dan mungkin orang-orang baru pulang kerja.  Wilayah pinggiran kota, jadi banyakan ditinggali pekerja yang gajinya tak sebarapa.  Pulang sudah lelah karena harus naik turun kendaraan entah berapa kali.  Sampai akhirnya bisa berjumpa anak istri.

"Aku tahu semua!" teriak laki-laki itu.

Laki-laki botak keluar rumah.  Dia yang pertama memergoki lagi-laki yang entah berasal dari mana dan terus berteriak kalau dirinya tahu semua.

"Aku tahu semua!" teriak laki-laki di depan pos ronda kepada laki-laki botak yang memergokinya.

Laki-laki botak hanya tersenyum.  Sambil melempar tuduhan, "Paling orang gila yang kemarin numpang tidur di pos ronda".

Laki-laki botak hendak memutar tubuh untuk kembali menikmati sepinya dalam rumah.  Saat mendadak laki-laki yang tadi berteraik lari dan menghadangnya.

"Ada apa?" tanya laki-laki botak agak marah.

"Aku tahu semuanya," kata laki-laki tak dikenal yang sejak sore duduk di pos ronda dan kemudian mulai berteriak akan pengetahuannya.

"Apa yang kamu tahu?" laki-laki botak mengendurkan kemarahannya sambil membuka rasa penasaran yang menjangkiti hatinya.

"Kuburan orang-orang hilang yang selama ini dicari-cari," tambah laki-laki itu.

"Terus apa hubungannya denganku?" tanya laki-laki botak.

"Semua orang harus tahu."

"Kenapa?"

"Karena aku ingin memberitahunya."

"Kamu pasti bohong."

"Salah."

"Maksudmu?"

"Aku gila."

Laki-laki botak pun langsung masuk rumah.  Ia tak mau banyak bicara dengan orang mengaku gila.  Orang gila biasanya tak sadar kalau dirinya gila, kalau ada orang yang sadar dirinya gila, maka kegilaannya sudah melebihi 1000 persen.

Laki-laki yang mengaku dirinya tahu kuburan orang hilang pun kecewa.  Ia pergi.  Entah ke mana.  Karena sampai kini dia juga hilang.

Sampai akhirnya nongol di sebuah setasiun televisi dan masih meneriakan hal yang sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun