Dari cerita tersebut dapat diambil hikmah bahwa keimanan Yahudi justru muncul dari keadilan yang mampu diberikan Islam pada siapa pun bahkan pada dirinya yang Yahudi. Keimanan tak bisa dipaksakan. Apalagi dimurnikan.
Sebagai akhir tulisan, penulis ingin m,enegaskan bahwa upaya pemurnian agama merupakan kerja sia-sia. Bahkan akan menjadikan misi keberagamaan terredusir. Agama harusnya menebarkan kasih sayang dan keadilan sehingga orang tertarik beragama karena hal tersebut.
Lalu, kenapa pemimpin agama justru sering tersandung korupsi tapi malah berteriak tentang "yang murni"?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H