Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ahok, Hati-hati dengan Sentimen Anti Tionghoa

1 Agustus 2014   23:44 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:39 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta tertib memang baik.  Tapi, jangan abaikan kehidupan dan manusianya.  PKL sering mengganggu.  Tapi mau kerja apa mereka?  Tak ada pilihan yang lebih baik kecuali menjadi PKL.  Tak ada yang mau menjadi PKL kalau ada pilihan yang lebih baik.

Ahok, Anda seorang pemimpin.  Tugas Anda tentu memuliakan manusia yang Anda pimpin daripada sekadar mendapat piala apa pun karena Anda bisa menertibkan Jakarta dari PKL.  Mereka para PKL akan melawan dengan keras dikap keras Anda untuk menyingkirkan mereka.  Kenapa?  Karena PKL yang mereka geluti adalah ruh dari kehidupan mereka.  Ketika lapak mereka Anda angkut berarti Anda telah mengangkut kehidupannya.  Sehingga mereka akan mati-matian menghadapinya walau secara rasional akan kalah.  Toh mereka sudah selalu dikalahkan oleh siapa pun.  Cercah cahaya yang Anda dan Jokowi harapkan jangan Anda padamkan.

Berdirilah sebagai pemimpin yang adil daripada hanya tegas.  Mereka, para PKL adalah korban struktur yang tak adil selama ini.  Mungkin bukan Anda yang membuat ketimpangan dan ketidakadilan terhadap mereka tapi Anda sebagai pemimpin tetap harus mengedepankan manusia lebih dari segalanya.  Walau mereka datang dari daerah entah di mana dan pemimpin daerahnya zolim terhadap mereka, tapi Anda tak perlu bertindak sama dengan mereka.  Karena selama ini Anda dan Jokowi adalah simbol perubahan sikap kekuasaan yang selama ini sok menjadi kekuasaan yang toleran dan manusiawi.  Kalau Anda mengingkari itu, lalu siapa lagi harapan yang ada di negeri ini?

Dialoglah tanpa henti dengan mereka.  Jangan capai untuk menjadi pemimpin yang lebih baik.  Karena mereka juga punya harapan kehidupan yang lebih baik.  Apalagi kalau Anda bisa memberikan kehidupan yang lebih baik, pasti mereka akan berbondong-bondong meninggalkan lapak-lapaknya.

Anda pasti lebih pandai.  Bisa mencarikan jalan keluar, bagi merek, rakyat kecil, yang apalagi untuk mikir, untuk makan saja sulit sekali. Bukan hanya karena Anda sudah digaji tapi karena hati nurani.

Ada lagi yang paling harus Anda perhatikan.  Sangat harus.  Sentimen anti Tiongha yang bisa muncul dan dimanfaatkan oleh siapa pun yang biasa memancing di air keruh jika Anda tak hati-hati menyikapi hal ini.  Sesuatu yang tak diinginkan oleh siapa pun di negeri ini.

Semoga Anda bisa lebih merenungkannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun