Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Seandainya Anggota FPI Belajar Filsafat

9 Oktober 2014   18:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:44 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata Romo Muji, fungsi filsafat yang tertinggal hanya sikap kritisnya.  Filsafat yang selalu bertanya dan menanyakan banyak hal memang akan menjadikan seseorang bersikap kritis dalam hidupnya.  Tak akan mungkin seorang yang tahu filsafat kok jadi "bebek".

Lihatan sekilas saya terhadap para anggota FPI adalah tak adanya sikap kritis mereka terhadap apa pun yang disampaikan oleh ketua genknya dan biasanya bergelar habib.  Seolah-olah, habib tak pernah salah.  Sehingga ketundukan total menjadi ciri anak-anak FPI.

Garapan emosional dilakukan terhadap mereka.  Sehingga, tindakan mereka sering emosional belaka.  Tak ada penyeimbangan dari sikap emosional tersebut.

Sikap kritis dimulai dari kemauan mempertanyakan banyak hal.  Terutama fatwa-fatwa dari habib-habib itu.  Apakah fatwanya betul atau hanya demi kepentingan dirinya belaka.  Dari mulai pertanyaan ringan hingga pertanyaan kritis.

Sikap kritis anggota FPI akan membuat mereka tak asal ikut.  Tak asal menerima.  Uji dulu dengan pertanyaan sebelum mengamini pendapat habib.

Oleh karena itu, sebaiknya ada upaya untuk mengajarkan mereka sikap kritis sehingga tak termakan emosi mereka oleh demagog-demagog tak bermoral.  Menghasut setelah rusuh menghilang.  Seorang pemimpin yang pengecut.  Masihkah harus mengekor pada pemimpin pengecut?

Hanya filsafat yang bisa mendewasakan FPI.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun