Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kenapa Ulil Dicekal Ulama Malaysia?

14 Oktober 2014   17:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:04 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi kaum puritan, pemikiran merupakan sesuatu yang paling menakutkan.  Kaum puritan akan berusaha agar kaumnya tak usah berpikir.  Berpikir cukup diwakilkan saja.  Mereka tinggal terima jadi.  Orang bodoh dilarang berpikir.  Sesat dan menyesatkan.

Sejurus dengan Koalisi Merah Putih yang telah merebut hak rakyat dalam memilih pemimpinnya karena rakyat sudah mewakilkan segalanya.  Dan rakyat masih bodoh.  Orang bodoh dilarang memilih karena akan sesat dan menyesatkan.  Kalau pun tetap diberi hak untuk memilih mereka toh akan berduyun-duyun nanya anggota DPR tentang siapa yang layak menjadi pemimpin.  Kalau begitu, kenapa tidak sekalian dirampas saja hak mereka, kan bisa jadi dollar bagi kita.

Berpikir kritis sudah mati bagi sebagian orang.  Terlebih lagi, berpikir kritis akan sangat membahayakan bagi kemapanan dan kaum penghuni kemapanan itu.  Bukan hanya kemapanan yang hilang dari tangan mereka.  Mereka juga akan kehilangan segalanya.  Kekuasaan ekonomi, kekuasaan politik, dan harga diri.  Apa yang bisa didagangkan oleh kaum penghuni kemapanan ini kalau kaumnya sudah kritis dan berani mengkritisi kecurangan mereka?

Maka pembelengguan terhadap kehendak berpikir kritis adalah kewajiban kaum penghuni kemapanan atau calon penghuni kemapanan agar mereka tetap menikmati previlese yang ada di tangan.  Mereka terlalu lama dan menikmati persembunyian terselubung ini.  Sehingga anti pada perubahan akibat berpikir kritis dari kaumnya.

Dalam setiap agama dalam setiap etnis dalam setiap aspek kehidupan selalu ada kaum penghuni dan penjaga kemapanan kehidupan dirinya.  Mereka terkadang berlindung pada banyak hal yang aslinya palsu.  Karena dibalik itu, hanyalah menjaga kenikmatan diri dan kaumnya belaka.

Ulil mencoba mendobrak cara pikir kemapanan tersebut.  Ia mengkritisi agama yang sudah pasti dicintainya.  Tapi, pasti kaum mapan tak menghendakinya.  Karena kaum mapan yang pasti akan terkena dampak dari virus kekritisan Ulil.

Pemikiran sesat sebaiknya dihajar dengan pemikiran yang lurus.  Kalau Ulil sesat, hajarlah pemikirannya dengan pemikiran lurus para ulama yang ketakutan dengan pemikioran Ulil tersebut.  Penggunaan kewenangan dan kekuasaan hanyalah cermin dari kekerdilan.  Ulama harusnya mencerminkan cara berpikir tinggi bukan sebagai penjaga perkauman yang duduk dalam nikmat kemapanan.

Ulil adalah penyebar virus pemikiran kritis.  Sehingga akan mengganggu banyak kepentingan dengan aneka penyembunyian alasan yang benar.  Mereka sudah terlalu nikmat menikmati kemapannya, Lil.  Suul Adab, Ente.

Siapa berpikir kritis kaya Ulil pasti akan dibantai para mapaners dan perkaumannya yang terlanjur menikmati apa yang didapatnya sekarang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun