Oleh: M.Iqbal.M
Bila saya meredefinisi term poser dalam diskursus progresifitas sosial, maka bisa dikatakan bahwa poser adalah seorang yang tak tahu apa-apa, tapi sok tahu tentang kehidupan personal orang lain, dan gemar merendahkan orang lain. Padahal dirinya sendiri salah kaprah dan cacat logika (tidak kontekstual, kausal dan holistik dalam melihat sesuatu).
Ditambah lagi ia sulit di edukasi/diajak dialog--lantaran malas/tergesa-gesa dalam melihat sesuatu--dan hanya bisa kerja, kerja, kerja, serta berteriak lawan, lawan, lawan, tanpa mau berupaya cari pengetahuan demi memperoleh "suatu kesadaran baru" sekaligus berefleksi/merenung. Atau setidaknya bertanya/minta edukasi pada kawan yang cukup berpengetahuan. Kendati begitu, hal semacam itu tentu tak apa-apa dan bukan sebuah masalah bagi saya, sebab itu pilihan personal hidupnya.
Tapi jika orang yang semacam itu tak mau mengerti secara mendalam kondisi personal kawannya dan langsung menyakiti hati kawannya dengan cara merendahkan martabatnya, maka konfrontasilah jawabannya !. Tak ada toleransi untuk orang yang intoleran !. Eh, enggak ding, tidak perlu menanggapi orang yang tidak sadar. Justru orang yang seperti itu patut untuk kita kasihani.
-The End-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H