Bencana dan tragedi kemanusiaan silih berganti menimpa masyarakat Indonesia, terbaru banjir bandang yang terjadi di Bali.
Jika dirunut beberapa minggu ke belakang, banyak tragedi kemanusiaan yang menyita perhatian dan membuat publik berempati.
Dari mulai Tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan 133 orang meninggal dunia, longsor di Kota Bogor hingga bencana banjir bandang di Bali.
Menariknya, publik ramai-ramai memperbincangkannya di jagat dunia maya sehingga menarik perhatian dan mengikat rasa empati publik.Â
Walapun diamplifikasi oleh media mainstream, tapi peran publik di jagat dunia maya pun besar dalam menyampaikan informasi tersebut.
Sebut saja Tragedi Kemanusiaan yang terjadi di Kanjuruhan belakangan ini.
Publik beramai-ramai menaruh empati pada peristiwa kemanusiaan yang menelan korban ratusan jiwa tersebut.
Lalu secara massif menuliskan keprihatinannya tersebut dalam sebuah unggahan di akun media sosialnya dan menuliskan tagar #prayforkanjuruhan.
Begitu pula yang saat ini terjadi di Bali, semua beramai-ramai menuliskan tagar #prayforbali.
Memberikan dukungan kepada mereka yang menjadi korban dan ramai-ramai mengkritik penyebab kejadian tersebut.
Seolah-olah ada yang menggerakan mereka untuk bersatu, ya mereka memang digerakkan, oleh keprihatinan dan diberi ruang di jagat dunia maya.
Di ruang itu mereka berkumpul dan mengutarakan pandangannya.
Tak dapat disangkal, jagat dunia maya kini menjadi tempat paling strategis dan sarana komunikasi massa paling efektif, sekaligus menyatukan bagi mereka yang sepemahaman, juga mereka yang bertentangan.
Oleh karena itu, warga dengan bebas mencurahkan apa yang mereka rasakan di dunia nyata ke jagat dunia maya atas hal yang dikira kurang pas atau menggangu bahkan mengancam hidupnya. Tempat mengadu bagi mereka yang mungkin kurang berani untuk berbicara di depan publik.
Sebagai contoh, keberhasilan penggalangan dana untuk korban Tragedi Kanjuruhan yang dilakukan fans grup K-pop BTS, Army Indonesia menjadi bukti solidnya warga.
Pelaku pelecehan di kereta api berhasil ditangkap dan berbagai kejadian yang terekam berhasil diamplifikasi secara sempurna hingga mencapai titik klimaks dengan penyelesaian secara hukum, menjadi bukti lain.
Bersatunya warga di jagat dunia maya yang didorong atas keprihatinannya menjadi preseden di tengah polarisasi yang terjadi di masyarakat akibat pilihan politik yang berseberangan.
JAKARTA, 20 OKTOBER 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H