Mohon tunggu...
mochamadichsanrafi
mochamadichsanrafi Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

saya ichsan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar dari Kasus Blunder Gus Miftah dengan Penjual Es Teh: Pentingnya Kata-Kata, Bahasa Tubuh, dan Sikap Respek dalam Komunikasi

6 Januari 2025   11:10 Diperbarui: 6 Januari 2025   11:19 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kasus ini menjadi contoh nyata tentang bagaimana komunikasi yang kurang bijak bisa berdampak besar, terutama di era digital. Ada tiga elemen penting dalam komunikasi yang bisa kita pelajari dari kasus ini:

1. Kata-Kata 

Pilihan kata yang tidak tepat dapat menimbulkan persepsi negatif. Meskipun dimaksudkan sebagai candaan, pernyataan Gus Miftah dianggap merendahkan martabat Sunhaji sebagai penjual es teh. Menurut teori komunikasi, kata-kata memiliki kekuatan besar yang dapat membentuk realitas sosial dan mempengaruhi hubungan antarindividu. Maka benarlah yang dikatakan orang-orang terdahulu dalam peribahasa "Lidah lebih tajam daripada pedang"

2. Bahasa Tubuh

  Bahasa tubuh yang tidak selaras dengan pesan verbal yang disampaikan dapat menimbulkan kesalahpahaman. Dalam video tersebut, ekspresi dan gestur Gus Miftah dilihat tidak menunjukkan bahasa tubuh yang baik dan seolah merendahkan, sehingga memperkuat persepsi negatif dari netizen. Walaupun saat acara itu banyak jamaah yang tertawa karena menganggap Gus Miftah sedang bercanda. Banyak penelitian mengenai komunikasi non-verbal menjelaskan bahwa hal ini memainkan peran signifikan dalam interpretasi pesan dan dapat mempengaruhi persepsi audiens terhadap kredibilitas pembicara.

3. Sikap Respek 

Sikap respek dalam komunikasi mencerminkan penghargaan terhadap lawan bicara. Kurangnya respek dapat merusak hubungan bahkan bisa menimbulkan konflik. Dalam konteks ini, candaan yang tidak mempertimbangkan perasaan pihak lain menunjukkan kurangnya empati dan penghargaan. Studi dalam bidang komunikasi interpersonal menekankan pentingnya empati dan respek dalam membangun hubungan yang positif dan efektif.

Pelajaran dari Kasus Gus Miftah

Kasus ini memberikan beberapa pelajaran penting bagi kita untuk berhati-hati dalam berkomunikasi atau berbiccara dengan orang lain. Maka dari itu penting bagi kita untuk berpikir sebelum berbicara , terutama ketika berbicara di ruang publik. Selanjutnya yang tidak kalah penting dari itu, bahasa tubuh yang baik dan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan agar audies atau lawan bicara kita merasa dihargai dan diperhatikan. Ini menunjukan sikap respek dalam komunikasi. 

Kesimpulan 

Kasus blunder komunikasi antara Gus Miftah dengan Sunhaji, seorang penjual ES teh memberikan pelajaran penting dalam berkomunikasi. Bagaimana komunikasi yang tidak hati-hati dapat menciptakan dampak negatif, baik secara personal maupun sosial. Apalagi sebagai publik figure yang selalu disorot oleh media, sudah seharusnya menjadi teladan, terlepas dari ciri khasnya pada saat tampil. Komunikasi efektif menjadi peran kunci untuk membangun hubungan yang harmonis baik dalam hubungan intrapersonal maupun interpersonal. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip komunikasi yang baik, kita dapat menghindari salah paham dalam menangkap pesan yang ingin disampaikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun