Pembelajaran agama merupakan suatu hal yang sangat wajib dipelajari karena dengan belajar agama dapat membentuk karakter yang baik, meningkatkan ketaqwaan, memperoleh kebaikan dan keberkahan, memudahkan meraih surga, menjadi pribadi yang bermanfaat, menjadi manusia yang bermoral dan berintegritas, menjadikan ahklak yang baik, menjaga eksistensi ilmu, menunaikan kewajiban dalam islam dan banyak maanfaat yang lainnya. Tetapi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas (SMA) masih sangat kurang, yang di pelajari hanya basic basic nya saja tidak seperti pelajaran yang lain yang di pelajari secara mendalam. Walaupun kebanyakan SMA sudah menerapkan tadarus sebelum memulai pembelajaran dan mengadakan sholat dhuha bersama tetapi tetap saja pembelajaran di dalamnya masih sangat kurang mendalam.
Pembelajaran PAI tentunya tidak hanya penting pada saat kita baru saja masuk SMA melainkan pembelajaran tentang PAI justru sudah kita dapat kan sejak kita masuk TK dimana Padaa saat TK kita diajarkan bagaimana doa untuk makan,doa untuk tidur,doa saat bangun dari tidur,doa saat bercermin,doa saat akan keluar rumah,doa masuk kamar mandi, doa keluar kamar mandi,doa saat memakai pakaian,tata cara sholat,tata cara wudhu dan masih banyak lainnya yang dimana ituu merupakan awal kita mengetahui bagaimana doa doa dalam setiap kegiatan yang akan kita lakukan.Setelah TK kita memasuki SD apakah pembelajaran PAI hilang begitu saja saat SD?tentu tidak.pembelajaran PAI saat memasuki SD justru menambah pengetahuan kita dan juga menambah ilmu tentang Pendidikan Agama Islam bagi diri kita seperti kita sudah diajarkan bagaimana cara membaca surat surat pendek yang terdapat didalam Al-Qur'an yang dimana kita juga diajarkan bagaimana hukum bacaan setiap ayat yang kita baca,hukum bacaan ini merupakan ketika nun mati/tanwin bertemu dengan huruf-huruf yang ada sepertti ada Izhar yang berarti jelas hurufnya terdiri dari kha (), kho (), ain (), ghain (), ha (), dan hamzah ().Setelah itu ada Ikhfa yang berarti dengung hurufnya terdiri dari(Tha (), Dhad (), Shad (), Syin (), Sin (), Za' (), Dzal (), Dal (), Jim (), Tsa' (), Ta' () )dan ada juga Iqlab yang terdiri dari huruf (ba'() ).selama 6 tahun diSD tentunya tidak hanya membaca atau mempelajari satu surat sajaa melainkan banyak surat-surat lainnya yang dipelajari dan tak hanya itu saat pembelajaran PAI saat SD jga sudah mempelajari hadist hadist Rasulullah shalallahu alaihi wassallam,terjemahan surat,hikmah membaca surat yang kita pelajari dan lain lain.
Saat memasuki SMP pembelajaran pendidikan Agama Islam juga tentunya semakin meningkatkan akan pengetahuan kita tentang Agam islam,saat SMP kita juga mempelajari Al-Qur'an dan hadist yang dimana pada materi inii berisikan tentang ayat-ayat Al Qur'an dan Hadist-hadist dari Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya,yang kedua kita mempelajari Aqidah Akhlak yang dimana iniii lah yang akan membentuk karakter serta Akhlak kita yang seharusnya bagaimana dan yang tidakk seharusnya bagaimana,yang ketiga kita akan mempelajari sejarah kebudayaan Islam/SKI.materi SKI tentunya memuat sejarah kebudayaan Islam dari zaman para nabi sebelum Rasulullah shalallahu alaihi wasallam sampai dengan bagaimana bisa dititik Islam merdeka hingga saat ini.
Memasuki SMA pembelajaran tentang Pendidikan Agama Islam justru lebih mendalam dan lebih mengetahui banyak hal karena logika kita sudah mulai berjalan dan juga keingin tahuan bagaimana suatu kejadian bisa terjadi pasti kita akan mencari tahunya sampai kita menemukan jawabannya. Akan tetapi saat SMA kita justru sulit untuk mendapatkan pengetahuan tentang Agama Islam bagaimana bisa?karena tidak semua pengajar dan pendidik diSMA tidak benar-benar melakukan tugasnya dan memberikan Ilmu kepada kita untuk bekal kita kedepannya seperti apa.
Hal ini tentu sudah tidak aneh saat kita memasuki SMA bagaimana tidak?karena pasti setiap guru yang memasuki kelas ituu 'pasti' akan melenceng dari apa yang sedang kita bahas,tidak sesuai dengan materi yang sedang kita bahas.rata-rata guru PAI diSMA justru membuat kita sedikit bingung akan kelakuan dan tingkah lakunya yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya mereka berikan kepada kita,terkadang seorang guru PAI justru malah membahas ke hal-hal negatif dan juga sensitif atau biasa disebut dengan 'cabul' . Banyak sekali berita berita yang beredar tentang bagaimana perlakuan seorang 'guru agama' terhadap murid-murid nya terutama bagi murid perempuan.
Seorang guru yang merupakan memiliki peranan penting sebagai 'pengejar' dan 'pendidik' tentu sudah seharusnya memiliki adab dan akhlak yang baik yang dimana dapat mereka praktek an langsung kepada murid-murid nya yang sedang mereka ajar yang dimana para murid ini sangat ingin tahu lebih dalam mengenai pendidikan agama Islam,karena tanpa adanya ilmu serta pengetahuan tentang agama Islam seseorang bisa saja terjerumus dan terjebak dalam suatu kegelapan yang dimana mereka tidak tahu cara dan apa yang harus mereka lakukan untuk keluar dari kegelapan tersebut.Nah dengan kata lain seharusnya dan memang sudah sewajibnya seorang guru agama memberikan dan menyebar luaskan apa yang mereka ketahui tentang agama Islam kepada murid-muridnya,hal itu tentu akan menjadikan bekal bagi murid-murid nya yang sedang guru tersebut ajar.
Kualitas seorang pengajar dan pendidik atau disebut dengan guru justru harus diperhatikan apakah mereka layak disebut sebagai seorang 'guru agama' atau tidak? Berbicara tentang SMA tentunya murid-muridnya sudah bukan lagi anak kecil yang bisa dibohongi dengan diiming-imingi kata 'bercanda' pasti dalam diri mereka sudah tertanam apa yang memang bisa disebut dengan kata 'bercanda' dan yang tidak bisa.dizaman sekarang banyak sekali terlihat bagaimana kualitas seorang guru agama Islam diSMA bagaimana perlakuan nya saat dikelas,bagaimana cara seorang guru tersebut menghormati murid perempuannya serta bagaimana cara seorang guru tersebut mengajar saat didalam kelas.
Mungkin tak banyak juga yang akan akan membandingkan SMA Negeri dan tidak Negeri namun tidak menutup kemungkinan kekurangan pendidikan agama Islam dikedua sekolah SMA yang berbeda ini.kembali pada bagaimana serta cara seorang pendidik dan pengajar tersebut menyampaikan ilmunya kepada murid-muridnya saat dikelas,saat dilingkungan sekolah,bagaimana cara mereka ingin dihormati tapi juga harus menghormati dan bagaimana batasan-batasan yang seharusnya mereka lakukan untuk mengamalkan apa yang sudah mereka ketahui dan sekaligus mereka amalkan.Semoga untuk kedepannya seorang 'guru agama' paham akan apa yang mereka pelajari dan memberi pelajaran kepada murid-muridnya yang sangat membutuhkan Pendidikan Agama Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H