Mohon tunggu...
Mochamad Ardan Rosdiyanto
Mochamad Ardan Rosdiyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Institut Prima Bangsa Cirebon program studi sastra jepang. Sekarang ini semester 5, sedang mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yaitu Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) batch 3 di Universitas Andalas dan mengambil Fakultas Ilmu Budaya program studi sastra jepang.

Selanjutnya

Tutup

Games

Mengambil Hikmah dari Sifat Sungkan/People Pleaser Main Character dalam Visual Novel Doki Doki Literature Club

2 Januari 2024   14:39 Diperbarui: 2 Januari 2024   14:41 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
data pribadi, hasil screenshot visual novel DDLC

Visual novel termasuk salah satu jenis permainan petualangan, yang difokuskan di bagian penceritaan, sehingga pemain sering kali hanya membaca narasi di komputer pribadi yang menampilkan gambar beserta teks dan suara. Seringkali pemain diharuskan untuk memilih di antara pilihan-pilihan yang ada untuk melanjutkan ke jalan cerita selanjutnya, dan setiap pilihan yang diambil dapat memengaruhi jalan cerita dari Visual Novel yang sedang dimainkan. Istilah lain untuk visual novel adalah novel game atau sound novel (novel bersuara).

Dalam dunia permainan video, genre visual novel semakin populer dan menarik perhatian pemain dengan cerita yang mendalam dan karakter-karakter yang kuat. Salah satu visual novel yang memikat perhatian banyak orang adalah "Doki Doki Literature Club" (DDLC).

Doki Doki Literature Club adalah sebuah visual novel yang dikembangkan oleh Team Salvato. Ceritanya mengenai seorang siswa SMA laki-laki yang bergabung dengan klub sastra sekolahnya dan berinteraksi dengan empat anggota perempuan dalam klub tersebut. Cerita dalam permainan ini sebagian besar bersifat linier, dengan beberapa adegan dan akhiran alternatif, tergantung dari pilihan yang dibuat pemain. Walaupun ini kelihatannya hanyalah sebuah permainan santai, permainan ini sebenarnya bertipe horor psikologis.

Fokus essay ini adalah pada penjelasan mengenai sifat sungkan/people pleaser yang dimiliki karakter utama (MC atau Main Character) dalam DDLC. Penulis memberi judul essay ini dengan [Mengambil Hikmah dari Sifat Sungkan/People pleaser Main Character Visual Novel Doki Doki Literatur Club] bertujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman kepada pembaca bahwa dalam memainkan Visual Novel Doki Doki Literatur Club bukan hanya cerita saja yang didapat, tetapi ada hikmah/pelajaran yang bisa diambil dari penokohan MC tersebut terutama pada sifat sungkan/people pleaser.

Sekilas penggambaran MC dalam DDLC ini tidak banyak ditampilkan, seperti hanya menampilkan laki-laki dengan rambut hitam dan tidak menampilkan ekspresi wajahnya. Peran utama MC dalam cerita adalah menjadi anggota baru di klub sastra, tempat dia berinteraksi dengan empat karakter perempuan utama: Sayori, Natsuki, Yuri, dan Monika. Meskipun MC dapat dianggap sebagai karakter yang kurang memiliki keunikan dibandingkan dengan anggota klub yang lain, perannya sangat penting dalam membangun ikatan dengan mereka.

Kemudian apa sih sifat sungkan/people pleaser itu? Menurut Merriam Webster & Susan Newman, people pleaser adalah seseorang yang selalu berusaha melakukan sesuatu, mengatakan sesuatu yang dapat membuat orang lain senang. Padahal, hal tersebut bertentangan dengan yang dipikirkan. Umumnya, people pleaser melakukan hal ini agar tidak mengecewakan orang lain. Kemudian menurut Susan juga, people pleaser adalah orang yang memiliki kecenderungan untuk menyenangkan orang lain. People pleaser menomorsatukan kepentingan orang lain dibandingkan kepentingan diri hanya untuk diterima, disukai, dan diandalkan di segala sesuatu.

Ciri-ciri people pleaser yaitu; Selalu setuju dengan pendapat orang lain, people pleaser selalu setuju dengan pendapat orang lain agar tidak terjadi konflik hanya karena perbedaan pendapat. Kemudian sulit mengatakan ‘tidak’, walaupun di dalam diri ingin menolak permintaan orang lain, people pleaser akan tetap menerimanya. Hal ini mereka lakukan karena takut orang lain berpikir bahwa mereka adalah orang yang tidak peduli. Kemudian merasa bertanggung jawab terhadap perasaan orang lain. People pleaser sangat ingin disukai dan menyenangkan orang lain sampai-sampai mereka merasa bertanggungjawab terhadap perasaan orang lain atas apa yang mereka lakukan. Kemudian mudah memaafkan, memaafkan orang yang telah melukai dirinya mudah bagi people pleaser. Hal ini mereka lakukan agar hubungannya dengan orang lain tetap terjaga. Kemudian merasa bersalah dan meminta maaf walaupun bukan kesalahannya. Meminta maaf atas kesalahan yang tidak dilakukan adalah salah satu ciri people pleaser yang sangat mudah diketahui. Mereka meminta maaf karena merasa tidak nyaman atas kesalahan yang tidak mereka lakukan.

Penulis sendiri menemukan beberapa data berupa narasi dan juga dialog dalam Visual Novel DDLC yang menunjukan bahwa MC memiliki sifat sungkan/people pleaser. Contohnya; MC berkata pada Sayori “Aku bakal cari ekskul biar kamu seneng” dan juga pada narasi yang menjelaskan bahwa MC sedang bergumam “kurasa melihat dia mengkhawatirkanku seperti ini, membuatku ingin menenangkan pikirannya meski sedikit” pada bagian awal game. Menunjukan MC yang tidak tega kepada Sayori, karena Sayori mengkhawatirkannya. Sampai-sampai dia berkata kepada Sayori kalau dia akan mencari ekskul. Meskipun pada kenyataannya dia tidak berminat untuk mengikuti ekskul sama sekali. Setelah itu pada saat dimana MC diajak Sayori untuk pertama kalinya datang ke ekskul sastra. Pada awalnya MC tidak mau, tetapi pada saat Sayori mengatakan padanya bahwa Natsuki sudah membuat kue mangkuk untuk menyambutnya, dia berkata “Oke…aku kesana buat makan kue mangkuk ya..”. MC mengiyakan ajakan Sayori karena sungkan sebab Natsuki sudah menyiapkan kue mangkuk. Setelahnya ada narasi ‘Dan akhirnya, hari ini adalah hari dimana aku menjual jiwaku untuk sebuah kue mangkuk’, narasi yang menjelaskan bahwa MC sedang mengeluh karena dia terpaksa datang berkunjung ke ekskul sastra.

Kemudian pada scene ketika MC ditanya oleh Monika mengenai apa alasannya ingin bergabung dengan ekskul sastra, dia malah menjawab “Yah, aku juga belum gabung sama ekskul apapun, dan Sayori kelihatannya senang banget di sini, jadi…”. Dia berbohong berkata begitu karena jelas alasannya bergabung ke ekskul sastra adalah karena diseret oleh Sayori. Kemudian pada saat dia berkata “Aku ga pernah bilang kalau aku mau gabung ekskul ini” “Sayori yang yakinin aku buat mampir kesini. Tapi aku belum buat keputusan apapun” “Aku masih ada ekskul lain yang mau aku lihat, terus… em…” dia langsung berubah pikiran dan berkata “Baik” “Oke. Udah kuputusin, jadi” “Aku bakal gabung di ekskul sastra” karena dia tidak tega melihat ekspresi sedih yang muncul di wajah para gadis ini sebab dia berkata/menunjukkan belum memutuskan ingin bergabung dengan ekskul sastra.
Dalam narasi dia juga bergumam kalau dia rela bila menulis puisi adalah harga yang harus dia bayar untuk menghabiskan waktu dengan gadis-gadis cantik ini. Kemudian pada bagian akhir game ini dimana Sayori bunuh diri dengan menggantungkan dirinya di kamar, ada narasi dimana MC menyesal atas apa yang dia katakan kepada Sayori. Dia menyesal karena mengatakan pada Sayori bahwa dia sangat peduli padanya. Dia sadar kalau seharusnya dia tidak mengatakan itu kepada Sayori, karena itu bukan sama sekali seperti yang Sayori mau. Bahkan Sayori mengatakan padanya bahwa betapa menyakitkannya jika ada orang yang peduli pada Sayori. Dia menyesal karena mengapa dirinya malah menyatakan perasaannya dan membuat Sayori merasa lebih buruk. Penyesalan yang dialami oleh MC ini menunjukkan sifat people pleasernya karena merasa bertanggungjawab atas apa yang dirasakan dan dialami oleh orang lain.

Kesimpulan yang ingin disampaikan oleh penulis kepada para pembaca essay atau orang yang memainkan visual novel DDLC ini  yaitu sifat people pleaser adalah sifat yang buruk, karena sifat ini memicu timbulnya kebohongan atas apa yang kita lakukan dan katakan. Selain berefek buruk pada diri sendiri untuk melakukan sesuatu karena terpaksa, ini juga berefek buruk kepada orang lain. Ini dibuktikan pada bagian akhir game ketika Sayori bunuh diri. Dia merasa depresi karena mengetahui perasaan MC padanya, dan mengetahui bahwa alasan MC untuk bergabung dengan ekskul sastra adalah karenanya, bukan karena keinginan MC sendiri. Jadi, sebisa mungkin kita hindari untuk memiliki sifat people pleaser dengan melakukan segala sesuatu hal atas keinginan sendiri bukan karena terpaksa/sungkan pada orang lain. Kemudian bukan hanya diam karena ingin menghindari terjadinya konflik, tetapi berani menyatakan pendapat sendiri atau menolak pendapat orang lain. Memiliki perasaan peka atau simpati atas apa yang dirasakan oleh orang lain memang penting dan baik, tetapi jangan sampai itu melebihi/mengesampingkan diri kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun