Permasalahan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri seakan tak ada habis-habisnya. Beragam masalah selalu bermunculan, mulai dari bekerja tanpa dokumen yang legal, gaji yang tidak dibayarkan, eksploitasi beban kerja hingga penyiksaan fisik. Bahkan, karena berbagai sebab tidak sedikit TKI atau TKW yang harus mengakhiri nyawanya di tiang gantungan.
Di saat pemerintah tidak menunjukkan kesungguhannya dalam membela para TKI di luar negeri, kehadiran Prabowo Subianto menjadi secercah harapan. Sangat membanggakan sekaligus mengharukan melihat komitmen dan perhatian serius yang dicurahkan Prabowo Subianto dalam membela para pekerja penghasil devisa ini.
Bagi Prabowo, permasalahan TKI di luar negeri bukan semata-mata urusan ketegakerjaan atau urusan ekonomi saja. Lebih jauh dari itu, ia adalah urusan perlindungan keselamatan nyawa anak bangsa dan martabat bangsa Indonesia di dunia internasional.
Prestasi Mendunia
Sebagai jenderal tempur yang telah malang melintang di berbagai medan pertempuran, Prabowo rela mempertaruhkan nyawanya demi keselamatan dan kehormatan bangsa. Pasukannya berhasil menangkap gembong pemberontak Fretilin di Timor timur. Pada tahun 1996, Prabowo juga sukses melakukan operasi pembebasan tim ekspedisi Lorentz yang beranggotakan peneliti dari berbagai negara dari penyanderaan yang dilakukan OPM di Mapenduma, Papua. Kesuksesan tersebut menjadi buah bibir kalangan internasional dan menempatkan Kopassus yang dipimpinnya sebagai pasukan elit yang disegani dunia. Karena prestasinya pula, Prabowo sering diminta melatih pasukan komando di sejumlah negara.
Prestasi mendunia lainnya yang ditorehkan Prabowo adalah keberhasilannya memimpin penaklukan Mount Everest pada tahun 1997. Indonesia menjadi negara Asia Tenggara dan negara Muslim pertama yang berhasil menginjakkan kaki dan mengumandangkan takbir di puncak gunung tertinggi dunia yang berada di ketinggian 8.850 m di atas permukaan laut itu.
Kepeduliaan dan Pembelaan terhadap TKI/TKW
Dengan latar belakang militer dan kecintaannya terhadap tanah air, Prabowo merasa sangat terusik dengan nasib buruk dan penderitaan sebagian TKI/TKW yang bekerja di luar negeri. Batinnya bergejolak menyaksikan sesama anak bangsa terlunta-lunta bahkan harus menggadaikan nyawanya demi mencari rezeki di negeri orang. Sejauh ini, lebih dari 300 TKW telah ditolong Prabowo, khususnya yang berada di Yordania. Lantaran kedekatannya dengan Raja Yordania, Abdullah II, Prabowo juga telah berhasil menyelamatkan banyak TKW dari bermacam hukuman. Namun, semua upaya yang dilakukan Prabowo itu tidak terekspose oleh media.
Pembelaan Prabowo terhadap TKW yang terbaru adalah penyelamatan Wilfrida Soik dari hukuman mati di Malaysia. TKW yang berasal Belu, Nusa Tenggara Timur itu dituntut atas kesalahan berdasarkan Pasal 302 Kanun Keseksaan dengan ancaman mati (mandatory). Wilfrida mengaku membunuh orang tua majikannya karena sering mendapatkan penganiayaan. Kasus itu terjadi tahun 2010, namun tuntutan hukuman mati dibacakan di persidangan pada 26 Agustus 2013.