Mohon tunggu...
moch syahfrudin
moch syahfrudin Mohon Tunggu... Penulis - ID : moch03478 || Email : syahfmoch@gmail.com ||

ID : moch03478 Tinggal di Sebuah desa kecil di Kecamatan Mayong. Kabupaten Jepara. Jawa Tengah. Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Strategi Perdagangan Dunia, Apa Peluang Bisnis Masa Mendatang? Apa yang bisa Kita Jual ke Pasar Dunia?

22 November 2023   10:15 Diperbarui: 22 November 2023   10:19 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Apa Peluang perdagangan pasar dunia untuk saat ini dan masa yang akan datang ?

1 model produk yang masih diupayakan dan sedikit demi sedikit mulai dipasarkan di seluruh dunia, dengan dukungan berbagai macam informasi sebab pemanasan global, efisiensi, informasi tentang alternatif menjaga lingkungan, kerusakan lapisan ozon dan lain sebagainya.

Produk itu tidak lain adalah kendaraan listrik, kendaraan ramah lingkungan dengan kemampuan jarak tempuh yang jauh, menjadi alternatif kendaraan untuk menggeser produk otomotif dengan penggerak mesin berbahan bakar minyak maupun gas.

Hal ini benar - benar terasa janggal untuk 1 tahun terakhir ini, begitu banyak berita dimunculkan ke permukaan dengan data - data yang ada saat ini maupun data - data masa lalu yang terkumpul, dimunculkan untuk membuat informasi menjadi dianggap valid. Mengapa data itu tidak dimunculkan sebelum adanya wacana peralihan penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil /minyak, beralih ke penggunaan kendaraan listrik.

Iklan berita rawan ketahanan pangan, global warming, menurunnya stok air selalu muncul saat pertama kali membuka aplikasi mesin pencari di internet.

Kenapa saat ini begitu banyak berita tersebut, apakah semua karena bisnis pemodal besar kelas dunia ?, Dimana semua negara terlibat dan berpeluang mendapatkan keuntungan dari bisnis kendaraan listrik dimasa mendatang ?

Lambat laun penduduk diseluruh dunia tetap akan beralih ke kendaraan listrik, karena alasan lingkungan hidup yang belum tentu ketika seluruh penduduk dunia telah beralih menggunakan kendaraan listrik, serta merta kondisi alam akan membaik. Pemanasan global, lapisan ozon yang rusak, kekeringan berkepanjangan, bukan hanya disebabkan oleh asap kendaraan bermotor maupun efek rumah kaca.

Berita terus dimunculkan dengan ending penyebabnya adalah kendaraan berbahan bakar fosil, dengan solusi mencari alternatif kendaraan berbahan bakar non fosil, mindset masyarakat pasti berfikir ke "kendaraan listrik".

Begitu anggunnya strategi perdagangan dunia, kenapa tidak dari dulu saja kendaraan listrik digunakan misal sejak tahun 1920. Mengapa masa itu kendaraan berbahan bakar fosil diijinkan diproduksi dan dipasarkan diseluruh dunia, apa karena saat itu bisnis pertambangan minyak dan gas bumi sedang naik daun dan memiliki margin keuntungan yang lebih besar ?.

Lalu siapakah yang akan mendapatkan keuntungan lebih besar ketika semua penduduk dunia beralih menggunakan kendaraan listrik ?

Berdagang ya berdagang tapi kenapa harus membuat strategi saya menyebutnya "panic marketing" agar masyarakat merasa harus segera beralih ke kendaraan listrik dengan berbagai alasan "lingkungan hidup". 

Mari kita flashback pada beberapa macam produk yang tidak dibeli secara individu di masa sebelum pandemi covid 19, kemudian menjadi produk kebutuhan individu hingga saat ini. Produk tersebut diantaranya yaitu ; masker dispossable dan hand sanitizer.

Bagaimana dengan produk penerima sinyal siaran televisi *set top box*. Lihatlah bagaimana strategi penjualannya dilakukan, cantik dan langsung diburu hampir seluruh warga indonesia "dimasa piala dunia". 

Apakah stok bahan bakar dari minyak bumi dan gas alam serta merta akan dihentikan distribusinya dengan alasan, stok minyak dunia menipis ?. Lalu semua orang panik berpindah sementara menggunakan sepeda dan bagi masyarakat berkantong tebal akan langsung membeli kendaraan listrik.

Program peralihan yang lebih baik tetap dilakukan namun cara yang digunakan terlalu halus, cantik, tidak menunjukkan sedang mempromosikan sebuah produk namun endingnya ketahuan juga. Ini yang bikin miris.

Apakah cara - cara ini akan terus digunakan, karena sudah terbukti sukses.

Apakah kita sebagai bangsa Indonesia mampu meniru cara ini untuk memasarkan produk lokal yang sudah terbukti kualitasnya, apakah itu ?, Produk UMKM seni, hasil bumi sayuran dan rempah - rempah, kopi, teh, tembakau dan berbagai macam makanan khas daerah. Ayo jangan hanya mempromosikan strategi dagang negara lain yang kita sendiri sudah ketinggalan start untuk ikut memproduksinya, dan pemasaran yang tidak menentu. Mengapa tidak mempromosikan produk dalam negeri yang sudah terbukti kualitasnya. Tinggal bagaimana mempromosikannya untuk kemajuan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun