Setiap musim hujan tiba maka jangan heran bencana banjir menyapa kita, apakah peristiwa ini bagian dari siklus alam atau bahkan kurang tepatnya kebijakan pemerintah didalam mengambil keputusan !!! Mari kita bahas, banjir merupakan limpasan air yang menggenangi permukiman, fasilitas publik, infrastruktur jalan, persawahan, serta pemanfaatan fungsi lahan lainnya.Â
Terus bagaimana sebenarnya faktor utama penyebab banjir, tentunya kita menyadari bahwa musim hujan membawa dampak tersendiri yaitu melimpahnya air yang turun ke bumi sebagai bagian dari siklus alam, alam akan memberikan umpan balik yang positif jika Si 'User' ini mampu mengelola dengan baik, namun jika Si 'User' ini berbuat tidak seharusnya alias dzolim maka jangan harap alam memberikan efek positif.
Setali tiga uang bencana banjir yang terjadi di Dusun Wates Desa Kedensari Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur (tepatnya di RT 04, 05, 06, dan 07) seharusnya menjadi fokus kajian di Pemerintah Daerah, jika menilik perbincangan di Media Sosial Publik ada yang mengatakan bahwa banjir di Desa ini karena ulah masyarakat yang membuang sampah sembarangan, maka dengan hormat kami mempersilahkan orang tersebut berkunjung ke Desa kami, apakah benar begitu adanya !!! tentunya warga Dusun Wates Desa Kedensari sangat taat untuk membuang sampah pada tempatnya.
Nah kalau begitu tentunya apa yang menjadi penyebab banjir di Desa ini, indikasi awal secara mikro yang pertama bahwa kirimin air dari hulu yang tidak mampu ditampung oleh luas penampang Sungai di Dusun Wates sehingga menyebabkan air meluap ke permukiman warga. Indikasi kedua secara mikro bahwa penyempitan lebar sungai dan pendangkalan sungai di Desa ini, salah satu penyebab menyempitnya lebar sungai di Desa ini yaitu akibat proyek pelebaran jalan raya dan kemudian tidak diiringi dengan upaya pelebaran bahu sungai serta upaya normalisasi (pengerukan).Â
Sedangkan penyebab banjir secara makro, kita sebagai warga Sidoarjo tentunya sudah sangat memahamai berapa hektar lahan terbuka hijau (lahan persawahan) yang beralih fungsi menjadi kawasan terbangun, tentunya ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah yang pro terhadap para investor, sudah saatnya meskipun terlambat pembatasan perijinan secara massal terhadap alih fungsi lahan hijau dihentikan jika tidak ingin Sidoarjo jadi rowo (alias rawa-rawa). Kami jadi ingat jargonnya ramalan Joyoboyo "Suroboyo dadi segoro, Sidoarjo dadi rowo, Mojokerto dadi kuto".
Dusun Wates Desa Kedensari Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur (tepatnya di RT 04, 05, 06, dan 07) sudah terendam banjir mulai Hari Sabtu Pukul 14.00 hingga hari ini dan kita tidak tahu kapan surutnya, siang itu air sudah mulai masuk ke permukiman warga, namun sampai detik ini pun belum ada upaya dari pemerintah daerah terlebih provinsi untuk memberikan uluran tangan, boro-boro uluran tangan, uluran pemikiran saja masih sulit kami dapatkan, sudah saatnya pemimpin daerah memberikan visi yang jelas  dan amanah sesuai dengan suri tauladan Rosululloh.Â
Korban banjir Dusun Wates Desa Kedensari Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur (tepatnya di RT 04, 05, 06, dan 07) saat ini butuh reaksi cepat, sudah hampir 400-an KK yang rumahnya terendam, apakah pimpinan kita masih menunggu sampai satu minggu, tentunya kita tidak menginginkan, kami masih percaya pimpinan kita amanah, kami mohon segera ada tindakan nyata seperti penanggulan kantong pasir, air bersih, obat-obatan dan kesehatan lainnya. Mohon dipirsani dan ditinjau warganya Bapak/Ibu yang kami hormati. (Shofwan, 2017)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H