Â
  Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Din Syamsuddin, MA, menyatakan bahwa Islam Muhammadiyah adalah Islam Berkemajuan. Islam yang mendorong perubahan bagi kemajuan umat dan bangsa. Islam Berkemajuan ini diharapkan berbuah menjadi Indonesia Berkemajuan.
  Muktamar Muhammadiyah ke-47 Makassar Agustus 2015 lalu, telah memberikan 13 rekomendasi bagi Indonesia Berkemajuan. Rekomendasi itu menjadi semacam platform bagi umat dan bangsa dari Islam Berkemajuan menuju Indonesia Berkemajuan. Antara lain:
  Pertama, membangun masyarakat dengan ilmu. Kedua, toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Ketiga, meningkatkan daya saing umat Islam. Keempat, penyatuan kalender umat Islam. Kelima, melayani dan memberdayakan kelompok difabel dan kelompok rentan lainnya. Keenam, pengendalian narkotika psikotropika dan zat adiktif. Ketujuh, Muhammadiyah meminta pemerintah tanggap dan tangguh menghadapi bencana. Kedelapan, Muhammadiyah meminta pemerintah dapat memaksimalkan bonus demografi. Kesembilan, gerakan berjamaah melawan korupsi. Kesepuluh, Muhammadiyah mendorong jihad konstitusi. Kesebelas, adaptasi dan mitigasi menghadapi perubahan iklim. Keduabelas, pemanfaatan teknologi informasi. Ketigabelas, masalah human trafficking dan perlindungan buruh migran.
  Nampak sekali, dari 13 rekomendasi di atas, Muhammadiyah mengidentifikasi dan bertekad menjadi bagian dari solusi masalah bangsa. Ormas yang didirikan oleh KH Achmad Dahlan ini telah memposisikan secara tepat dan strategis dalam kerangka NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) sebagai salah satu pemegang saham keindonesiaan.
  Indonesia bagi Muhammadiyah adalah Darul 'ahdi was syahadah (negara kesepakatan dan kesaksian). Ormas yang didirikan pada 1912 di Yogyakarta ini, sudah tak lagi mempersoalkan formulasi dan relasi antara Islam dan negara. Soal tersebut sudah dianggap tuntas.
  Hiruk pikuk tentang wacana dan gerakan Islamic State di kalangan umat Islam dalam maupun luar negeri, tak pernah diingkari sebagai bagian dari konsepsi dalam Islam, namun juga tak pernah memperjuangkannya untuk menjadi sistem negara Indonesia. Muhammadiyah selalu konsisten dengan gerakan dakwah, pendidikan, kesehatan dan sosial melalui amal usahanya yang menggurita di Tanah Air, sejak berdiri sampai dengan sekarang.
  Berdasarkan data dari Pembina Kesejahteraan Umat (PKU), sebagai wadah yang menghimpun amal usaha Muhammadiyah, menyebutkan, bahwa perserikatan memiliki lembaga pendidikan mulai Taman Kanak-kanak (TK) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT), memiliki fasilitas kesehatan, mulai dari klinik sampai dengan rumah sakit, memiliki lembaga sosial, mulai dari panti sosial anak yatim piatu sampai dengan pondok pesantren.
  Secara jujur, harus dikatakan, bahwa belum ada ormas yang sedetail Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah yang secara organisatoris dalam melakukan amar makruf nahi mungkur dalam bidang pendidikan dan kesehatan serapi dan setertib ormas pimpinan Prof Dr Haedar Nashir, MSi ini, sebagai wujud perintah dari Allah SWT dalam QS Ali Imran/3:104.
  "Dan hendaklah di antar kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung".
  Jadi, partisipasi Muhammadiyah dalam bidang pendidikan dan kesehatan yang merupakan urusan wajib yang bersifat konkuren antara pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten/kota, telah menjadi daya penggerak bagi partisipasi masyarakat di dua bidang tersebut. Partisipasi Ormas yang berusia lebih seabad ini, dilaksanakan dalam kerangka Islam cerdas dan Islam sehat menuju Indonesia cerdas dan Indonesia sehat. Semoga!
Â
*Moch Eksan, Pendiri Eksan Institute dan Anggota DPRD Propinsi Jawa Timur
**Tulisan ini adalah bahan diskusi rutin 2 mingguan Eksan Institute, yang bertema "Islam Berkemajuan", pada Minggu, 27 Maret 2016, di Perum Pesona Surya Milenia A3 Mangli Kaliwates Jember.
Â