Mohon tunggu...
Mobit Putro W.
Mobit Putro W. Mohon Tunggu... Dosen - Bergelut dengan bahasa

Hidup itu bukti sebuah kematian....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

SBY, Sang Sutradara Handal

8 Oktober 2011   13:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:11 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pak Beye adalah sosok yang multi talenta. Kalimat itu saya pikir layak untuk Presiden kita itu karena memang banyak hal istimewa yang dimiliki Pak Beye, namun kita tidak memilikinya.

Diawali prestasinya yang sangat brilian di Akademi Militer waktu itu, Pak Beye mampu menjadi perwira terbaik seangkatannya. Karena prestasi itulah nama Susilo Bambang Yudhoyono juga menjadi sorotan tokoh ketika itu, hingga namanya melambung tinggi. Sehingga rentetan jabatan telah diembannya.

Selain itu, beliau adalah seorang pembelajar yang baik dan tekun. Hal itu dibuktikan dengan keberhasilan beliau menggodol titel akademik yang luar biasa sulit untuk diraih. Gelar puncak akademik "Doktor" atau "PhD" adalah gelar akademik yang dirindukan oleh banyak akademisi yang terjun di bidang akademik atau bidang-bidang lain.

Keberhasilan Pak Beye meraih itu menunjukkan bahwa beliau memang seorang yang lincah dan pintar membagi waktu, dalam kesibukannya dalam kenegaraan waktu itu. Kita ingat betul gelar Doktor itu didapat menjelang pemilu. Kepandaian Pak Beye juga terbukti ketika mengambil momen Kampanye, karena pastinya akan menambah nilai plus beliau.

Pak Beye juga memiliki naluri seni yang sangat baik. Naluri seni itu diwujutkan melalui hobinya bermain gitar, atau alat musik lain, saya tidak tahu. Sehingga Pak Beye berhasil menelurkan lagu-lagu indah dalam sebuah album.

Pak Beye juga seorang suami, orang tua dan kepala rumah tangga yang baik. Itu semua dapat dilihat dari keberhasilan pendidikan putra-putranya dalam segala karir yang diambilnya.

Pak Beye pun seorang "sutradara" yang cermat mengambil celah-celah kegelisahan warga negara. Masih ingat kita ketika pertama kali terpilih menjadi presiden, dengan proses seleksi mentri yang begitu rumit, penuh tantangan, dan membuat banyak kalangan gelisah menunggu penetapan menterinya.

Kemudian ketika proses resuffle-resuffle yang dilakukan juga sangat menegangkan. Beliau sungguh pandai menaikkan dan menurunkan emosi penonton. Diwaktu mana harus klimaks dan di titik mana pula harus meletakkan anti klimaks, lalu membuat menangis penonton, iba, atau mungkin termotivasi. Penonton dibuat bertanya-tanya tentang siapa calon-calon yang akan terpilih menjadi menteri.

Secara psikologis rangkaian cerita politik yang Pak Beye mainkan membuat banyak kalangan, pengamat, para petinggi partai, tokoh-tokoh profesional, mahasiswa dan rakyat begitu gelisah. Panas dingin. Kering lalu Basah. Entahlah siapa-siapa yang akan ditimang oleh Pak Beye, dan siapa pula yang akan dibuang. Hanya Tuhan, Pak Beye, Pak Sudi, Pak Hatta dan Bu Ani yang tahu.

Dan masih banyak lagi talenta yang Pak Beye miliki hingga beliau menjadi tokoh nasional maupun internasional yang saya tidak bisa merekamnya dalam catatan-catatan yang berserakan.

Kita nikmati saja rangkaian-rangkaian cerita yang masih akan berkembang, dan tentu membuat kita terpesona untuk mengikutinya.

Selamat bekerja Pak Beye....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun