Bahan bakar dibutuhkan oleh mesin pada kendaraan bermotor ataupun pembangkit tenaga listrik. Kebutuhan akan bahan bakar tersebut secara langsung maupun tidak langsung sangat dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Bahan bakar tersebut dapat berupa minyak yang disebut BBM (bahan bakar minyak) ataupun gas yang sering disebut BBG (bahan bakar gas). Kelangkaan dan semakin mahalnya bahan bakar minyak (BBM) pada masa kini bukan masalah baru dan untuk masa yang akan datang menjadi masalah yang tidak akan ada penyelesaiannya di Indonesia tercinta ini. Kelangkaan BBM yang berkelanjutan ini bahkan diperparah dengan bergejolaknya negera-negara penghasil minyak bumi di timur tengah dan afrika dengan masalah demokrasi yang tidak kunjung reda. Masalah kelangkaan dan mahalnya bahan bakar ini bahkan berdampak pada penghapusan subsidi bahan bakar premium yang memberatkan rakyat dan dibantah oleh para pakar energi dengan teori-teorinya yang dinilai sebatas retorika belaka untuk menutupi kelemahan atau kepentingannya. Diskusi oleh pemerintah dan para pakar energi yang sering ditemui di media cetak dan elektronik tidak menghasilkan solusi nyata dan hanya sebatas teriakan omong kosong belaka yang mana teriakan tersebut sudah diketahui oleh banyak orang. Teriakan omong kosong belaka dengan tema ”konversi bahan bakar minyak ke gas”. Sementara banyak anak bangsa di Indonesia ini dengan kreasinya sudah siap membantu pemerintah ataupun para pakar energi dengan produk yang riil dan nyata bahkan produk siap pakai jika diperlukan. Dapat dimaklumi jika pemerintah dan para pakar energi menilai permasalahan ini dari sudut pandang makro dimana sebenarnya permasalahan mikro yang menjadi kendala dari solusi konversi bahan bakar minyak ke gas. Sudah menjadi budaya bangsa Indonesia untuk tidak melibatkan para pakar lainnya yang tepat dalam satu tim pemecahan solusi konversi bahan bakar minyak ke gas menjadikan akibat terbatas dan kurangnya pengetahuan mengenai hal itu dimana jika permasalahan sudah kronis maka para pakar memanggil para ahli dari luar negeri untuk menyelesiakan permasalahan bangsa sendiri. Pemerintah maupun para pakar tidak mempercayai dan memulai menggunakan produk dan konsultasi kreasi bangsa sendiri dibidang mikro yang sering mereka himbau. Selain itu kesulitan konversi bahan bakar minyak ke gas sebenarnya bukan terletak pada infrastruktur pembangunan yang berantakan di negara Indonesia yang tercinta ini. Konversi bahan bakar minyak ke gas sebenarnya tergantung dari kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk membantu rakyatnya. Setiap negara mempunyai kebijakannya untuk mendukung konversi bahan bakar minyak ke gas. Negara-negara di Eropa seperti Jerman misalnya mempunyai kebijakan sendiri mengenai konversi bahan bakar minyak ke gas yang dimulai dari hulu (produksi gas) sampai pada hilir (bagaimana distribusi gasnya yang didukung dengan SPBG- nya, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas). Demikian juga untuk jenis penggunaan gasnya seperti LNG, CNG, LPG atau gas lainnya yang diberlakukan untuk kendaraan bermotor atau pembangkit tenaga listrik. Bahan bakar gas sebenarnya bukan hal yang baru dan sudah dipergunakan sejak lama di negara Indonesia ini. Bahkan Tjondro Srihutomo Kusumo, jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB), tahun 1980 telah mendapatkan penghargaan dari pemerintah atas karyanya untuk menggantikan BBM ke BBG untuk kendaraan roda empat (mobil). Hanya saja secara permasalahan mikro harus dilihat bahwa teknologi otomotif dan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan mesin berbahan bakar minyak saat ini sudah memakai teknologi yang sangat canggih yaitu EFI (Electric Fuel Injection). Teknologi baru ini menggantikan teknologi lama menggunakan karburator untuk mengkonsumsi bahan bakar ke mesin. Oleh karena itu penghargaan yang diberikan kepada Tjondro Srihutomo Kusumo diatas tidak berlaku lagi untuk kendaraan masa kini. Kendaraan bermotor maupun pembangkit tenaga listrik masa kini dilengkapi dengan suatu modul yang dinamakan ECU (Engine Control Unit) atau ECM (Engine Control Modul) yang sangat penting dan harus ada sehingga mesin dapat berfungsi dengan effisiensi dan performance yang baik. Teknologi EFI ini termasuk dalam disiplin bidang ilmu baru yang sering dinamakan bidang ilmu mechatronik. Sementara penguasaan disiplin bidang ilmu mechatronik ini masih langka di Indonesia dan bahkan training center ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) yang merupakan perpanjangan tangan dari pricipal produsen merek otomotif tidak memberikan dengan rinci dan pengetahuan mengenai hal tersebut. Teknologi mechatronik ini sangat dirahasiakan oleh principal produsen otomotif. Jika teknologi tersebut dapat dikuasai maka keterbatasan mengenai konversi bahan bakar minyak ke gas sebenarnya dapat dipecahkan dan sangat ditunggu-tunggu oleh pemerintah dan para pakar energi di Indonesia saat ini. Penguasaan teknologi baru itu akan mampu memodifikasi electric control pada mesin untuk jenis bahan bakar yang berbeda karena mesin pada kendaraan bermotor didesign sesuai dengan bahan bakar yang dipergunakan. Untuk saat ini mesin kendaraan bermotor disesuaikan untuk bahan bakar jenis pertamax atau premium dengan nilai oktan antara 83 sampai 95 sesuai dengan kebijakan negara produsen otomotif tersebut. Produk kreasi anak bangsa sudah membuktikan keberhasilannya dalam membuat suatu modul konversi bahan bakar minyak ke gas yang disebut ”KIM - Konversion KIT”. Produk ini dapat merubah parameter electric control yang dibutuhkan oleh mesin sehingga bahan bakar dengan nilai oktan tinggi dapat juga dipergunakan pada kendaraan bermotor yang didesign pada nilai oktan rendah seperti premium atau pertamax. Bahan bakar dengan nilai oktan tinggi dapat ditemukan pada bahan bakar gas (LPG, dengan nilai oktan 120) atau renewable energi (ethanol, dengan nilai oktan 104 sampai 110). Dengan produk ”KIM Konversion KIT” maka masalah konversi bahan bakar minyak ke gas sudah dapat dipecahkan tanpa diskusi dan talkshow dimedia elektronik yang hanya menghasilkan teori dan retorika biasa. Pertanyaan berikutnya adalah apakah alat Konversion KIT sudah banyak beredar di negara Eropa bahkan negara Asia lainnya dan bagaimana mengisi ulang bahan bakar pada kendaraan bermotor? Pertanyaan diatas sebenarnya dapat dijawab dengan sangat mudah dan singkat bahwa masalah konversi bahan bakar minyak ke gas merupakan kebijakan pemerintah negaranya masing-masing. Oleh karena itu penggunaan Konversion KIT yang sudah beredar di negara produsen harus disesuaikan dengan kebijakan negara tersebut. Mulai dari pemilihan jenis bahan bakar gas, penggunaan tabung fix hingga infrastruktur stasiun pengisian ulang bahan bakar pada kendaraan bermotor. Karena produk ”KIM Konversion KIT” dapat memodifikasi parameter electric control yang dibutuhkan oleh mesin maka ”LPG dalam tabung 3kg atau 12kg” yang dipergunakan untuk memasak sebagai pelaksanaan program pemerintah mengenai konversi minyak tanah ke gas LPG dapat juga dipergunakan untuk kendaraan bermotor dan pembangkit tenaga listrik. Konversion KIT kreasi anak bangsa yang dilengkapi dengan tabung yang fleksibel dan tidak fix sehingga dalam penggunaannya tidak memerlukan stasiun pengisian bahan bakar. Dengan demikian semua permasalahan konversi bahan bakar minyak ke gas yang sering dihimbau oleh para pakar energi sudah dapat langsung diwujudkan dan dapat membantu rakyat untuk menghadapi krisis energi dunia terutama bahan bakar minyak yang semakin mahal harganya. Bahkan dengan produk kreasi anak bangsa ini bahan bakar sebagai energi dapat dipergunakan oleh rakyat dipelosok-pelosok dan bahkan di pulau-pulau yang belum pernah menikmati energi bahan bakar dalam bentuk transportasi ataupun pembangkit tenaga listrik. Apakah dengan menggunakan bahan bakar gas LPG dalam tabung 3kg atau 12kg berikut konversion KIT-nya telah membuat sesuatu yang revolusioner? Keunggulan apa lagi yang akan berdampak jika kebijakan konversi bahan bakar minyak ke gas dan produk ”KIM Konversion KIT ini” diterapkan? Keunggulan lainnya konversion kit kreasi anak bangsa : 1. Konversion KIT LPG kreasi anak bangsa mudah dipasang. 2. Konversion KIT LPG kreasi anak bangsa murah harganya. 3. Konversion KIT LPG kreasi anak bangsa sesuai dengan kondisi dan keadaan Indonesia. 4. Konversion KIT LPG kreasi anak bangsa tidak menggunakan tabung fix yang memerlukan stasiun pengisian bahan bakar. (SPBU-Gas, hanya beberapa saja ditemukan di Jakarta). 5. Konversion KIT LPG kreasi anak bangsa memerlukan warung-warung yang menyediakan tabung gas 3kg atau 12kg sebagai depo bahan bakar. 6. Konversion KIT LPG kreasi anak bangsa dapat dipergunakan pada pembangkit tenaga listrik dan kendaraan bermotor dipulau-pulau kecil. 7. Karena LPG memiliki oktan tinggi, maka LPG seperti halnya bahan bakar pertamax bisa menerima tekanan pada mesin berkompresi tinggi. Sehingga dapat bekerja dengan optimal pada gerakan piston. Hasilnya, tenaga mesin yang menggunakan bahan bakar LPG dan pertamax lebih maksimal, karena BBM digunakan secara optimal. Masalah knocking pada kendaraan bermotor akibat pemakaian bahan bakar premium dengan oktan yang rendah pada mesin berkompresi tinggi dapat diatasi dengan baik. 8. Gas buang kendaraan bermotor menggunakan bahan bakar minyak premium dan pertamax menghasilkan masalah baru yaitu pemanasan global dan polusi. Penggunaan bahan bakar LPG dengan konversion KITnya menghasilkan gas buang yang ramah lingkungan. Dengan menggunakan bahan bakar gas LPG dengan konversion KIT-nya maka kita ikut serta mendukung program pemanasan global dan polusi. 9. Masalah energi terutama konversi bahan bakar harus diselesaikan oleh anak bangsa karena sifatnya permanen tidak temporer (tidak sementara) dan bahkan berkelanjutan. Jika pemerintah dan DPR benar-benar berniat membantu rakyatnya tanpa pandang bulu dari tingkat atas, menengah maupun bawah maka pemerintah dan DPR harus berani membuat kebijakan energi baru dalam bentuk undang-undang mengenai konversi bahan bakar minyak ke gas dengan penggunaan LPG dalam tabung sebagai pengganti bahan bakar minyak yang langka dan semakin mahal. Untuk melihat fungsi produk ”KIM Konversion KIT” dengan penelitiannya silahkan buka Internet youtube dengan titel ”LPG 3k atau 12kg dimobil” atau http://www.youtube.com/watch?v=YfP-K3095NE
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H