Mobile Advertising sangat berguna karena sampai saat ini level ROI maupun ROAS dari mobile advertising di Indonesia masih memungkinkan untuk mencapai diatas 100%, jauh diatas media konvensional maupun digital.
Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika akan menggunakannnya berdasarkan kondisi di Indonesia terutama menyangkut standarisasi untuk mobile advertising. Sebagaimana kita ketahui di dunia periklanan standarisasi sangatlah penting untuk menjadi acuan perencanaan, eksekusi dan pelaksanaan sebagaimana yang terjadi di media konvensional maupun digital. Beberapa standarisasi yang masih lemah dan perlu diperhatikan ketika ingin menggunakan mobile advertising adalah sebagai berikut :
1. Medium : belum ada standarisasi spesifikasi medium baik yang disediakan operator maupun yang disediakan oleh non-operator. Hal ini terjadi tidak hanya di Indonesia tapi juga secara internasional. Sebagai contoh kasus di Indonesia : untuk medium mobile advertising berbasis SMS, ada operator yang mampu menyediakan FASILITAS REPLY IKLAN BEBAS PULSA tetapi operator yang lain tidak, padahal fasilitas ini sangat vital untuk suatu kampanye mobile advertising.
2. Statistik Pengukuran Media (Measurements) : setiap jenis medium memiliki cara ukur yang berbeda-beda, sebagaimana saya pernah singgung dalam tulisan "beberapa catatan kaki...ku". Belum lagi antar produk dalam jenis medium yang sama juga memiliki pengukuran yang berbeda karena cara pengambilan data antar platform juga berbeda-beda.. Demikian juga dengan "profiling" atau segmentasi dari database, masing-masing penyedia memiliki kebijakan yang berbeda-beda, ada yang mampu menyediakan standar 5 kolom data yaitu umur, jenis kelamin, area, status ekonomi, agama tapi ada juga yang belum mampu. Contoh lain statistik profil pengguna untuk mobile media, ada media network internasional yang menyediakan profil database berdasarkan kota, tetapi tidak diketahui asal datanya.
3. Infrastruktur : Terutama untuk mobile intenet yang terkait dengan medium mobile advertising berupa mobile media, mobile-site, mobile applications. Walaupun operator semuanya mengklaim menggunakan infrastruktur yang sama, namun sebarannya tidaklah sama. Ada yang mampu mencapai 300 kota namun banyak yang tidak. Dan ada yang sudah broadband, semi-broadband, bahkan masih ada yang gprs.
Berikut adalah beberapa hal yang semoga bisa menjadi masukan ketika menggunakan mobile advertising :
1. Pahami dengan baik posisi mobile advertising pada media landscape yang ada di indonesia berbanding kepentingan produk anda
Setiap produk akan memiliki kepentingan yang berbeda terhadap mobile advertising tergantung pada posisi produk tersebut dalam kategorinya. Apalagi ketika dianalisis terhadap lansekap media yang sudah tersedia saat ini, belum tentu produk yang anda kelola memerlukannya saat ini. Sebagai contoh : ketika suatu merek pada kategori tertentu berperan sebagai merek penantang (contender) terhadap pemimpin pasar ada baiknya mempertimbangkan mobile advertising, karena ketika bertanding menggunakan media konvensional maka investasi yang diperlukan akan sangat tinggi sebab bobot media yang diperlukan berlipat-lipat berbanding dengan pemimpin pasar.
2. Mulailah dengan yang paling aplikatif, sederhana dan mudah untuk dievaluasi
Ketika memang mobile advertising diperlukan oleh produk anda, gunakanlah alat analisa yang tersedia, sehingga obyektif dalam mengambil keputusan. Seringkali kita terjebak pada pendapat sekitar yang belum tentu sesuai dengan kenyataan di lapangan. Alat analisa pemilihan penggunaan mobile advertising antara lain :
a.Applicability Form : suatu form yang akan memperkirakan kemungkinan kecocokan suatu medium mobile advertising dengan kondisi merek dan pasar yang dituju. Elemen-elemennya antara lain :
i. Interoperability
ii. Standards
iii. Proliferation
iv. Adoption
v. Ecosystem & player health
vi. Geography
Keenam point tersebut akan penulis bahas khusus dalam tulisan selanjutnya
b.Statistik : Dalam dunia mobile advertising di Indonesia dikenal beberapa statistik sebagai berikut
- Profiling : biasanya disediakan oleh operator yang menyediakan layanan mobile advertising berdasarkan permintaan.
- Mobile Metric : beberapa mobile media internasional menyediakannya. Statistik ini akan memperlihatkan misalnya merek dan jenis-jenis handphone yang paling banyak beredar di Indonesia. Contoh ini bisa menjawab pertanyaan yang sering muncul seperti "apa benar 70% dari pengguna handphone sudah menggunakan mobile internet ?", "apa benar pengguna blackberry cuma 2 juta berbanding puluhan juta pengguna nokia, samsung, lg dan lain-lain.
Dengan membandingkan kedua hal diatas maka bisa dipilih yang paling memungkinkan untuk dipergunakan menyangkut jangkauan (REACH), non-duplikasi target audience dan sederhana penerapan serta metode evaluasinya.
3. Susun perencanaan mobile advertising campaign sebagaimana prosedur kampanye periklanan biasanya mulai dari strategi kampanye mobile advertising, mobile media planning, mobile creative planning dan sebagainya. Tetap terapkan prinsip-prinsip periklanan dengan mengadaptasi beberapa hal yang spesifik ada di mobile advertising sehingga maksimalkan keunggulan utama dari mobile advertising. Sebagai petunjuk yang paling dasar disini adalah mobile advertising adalah satu-satunya medium periklanan yang berbasiskan alat telekomunikasi.
4. Pilih produk yang sudah tersedia berbanding dengan yang costumized : Hal ini bisa membuang banyak waktu anda.
- Suatu sistem yang "costumized" memerlukan uji coba berkali-kali, semisal anda tidak mengetahui dengan persis teknologi mobile akan sangat sulit untuk mengetahui bahwa suatu sistem sudah benar atau belum
Semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H