Mohon tunggu...
Agustin Putri
Agustin Putri Mohon Tunggu... Desainer - mhs

moon

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kluwi Pari, Desain Batik yang Kenalkan Kesuburan Desa Jatiguwi

5 Februari 2020   06:08 Diperbarui: 5 Februari 2020   07:02 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Jatiguwi adalah salah satu desa di Kabupaten Malang, tepatnya di Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Tidak diragukan lagi kesuburan akan tanah desa Jatiguwi yang banyak membuat tumbuh-tumbuhan tumbuh dengan subur dan segar. Terbukti juga dalam dominasi bertani untuk mata pencaharian warga Desa tersebut. Hijau yang segar akan menyapa anda yang akan berkunjung kesana. Tempat yang masih belum banyak terjamah modernnya teknologi terlalu dalam meskipun semua warga sudah memiliki hp pintar sekalipun.

Kehidupan warga yang guyub rukun dan saling toleransi satu sama lain membuat keelokan desa semakin bertambah. Bukan hanya itu, menariknya lagi Desa Jatiguwi merupakan desa penghasil tumbuhan Kelor. Jika berkunjung pasti akan ada banyak menemui pohon Kelor, baik di tepian jalan, ladang warga, sampai pinggiran dekat sawah. Masyarakat desa Jatiguwi senang akan anugerah itu. Beberapa rumah juga sudah mulai produksi teh Kelor, teh dengan bahan dasar daun Kelor sebagai pengganti daun teh.

Adanya keunikan-keunikan dari Desa Jatiguwi tersebut terbesit rasa apresiasi dalam diri. Ingin mendedikasikan sesuatu yang dapat berguna serta bermakna untuk Desa. Oleh karena itu, kelompok KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tematik Seni dari Lembaga Pendidikan Universitas Negeri Malang tepatnya jurusan Seni dan Desain mulai menyusun serta mengumpulkan data terkait untuk merancang sebuah desain batik. Desain batik yang sederhana namun mampu mengupas segala makna keunikan Desa Jatiguwi itu sendiri.

Kluwi Pari, nama dari batik di atas. Kluwi diambil dari kata Ke-lo-wi yakni singkatan dari Kelor Jatiguwi, sedangkan Pari adalah bahasa Jawa dari kata Padi. Sehingga dapat ditarik poinnya disini jika desa Jatiguwi merupakan desa penghasil Kelor dan Padi yang mayoritas penduduknya bergantung pada kesuburan tanah maupun sawah yang bermata pencahariannya bertani. 

Bentuk-bentuk lain menyerupuai tumbuhan hijau ibarat tumbuh-tumbuhan lain yang ikut tumbuh subur di Desa Jatiguwi dalam artian tumbuhan ramban yang menambah sensasi warna hijau yang menyegarkan indera penglihatan kita sekaligus tumbuhan tersebut bsa dijadikan bahan pangan. Warna oranye melambangkan warna padi menguning yang siap dipanen dan akibatnya membawa kebahagiaan tersendiri bagi penduduk setempat. 

Serta yang terakhir adalah warna background gradasi gelap yang melambangkan akan tanah juga keburukan, maksudnya ialah keburukan apapun akan teratasi dengan segala kebaikan dan usaha yang diakukan masyarakat desa Jatiguwi sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun