Mohon tunggu...
Muhammad Nuryanto
Muhammad Nuryanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya merupakan seorang mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

akan selalu membahas konten dan berita terbaru untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Potensi dan Tantangan Pengembangan Bioenergi dari Hutan dan Lahan Gambut di Kalimantan

29 Desember 2023   22:15 Diperbarui: 29 Desember 2023   22:32 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 ABSTRAK

 

Kalimantan memiliki hutannya dan lahan gambut yang kaya akan sumber daya alam. Sumber daya alam tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan bioenergi, yaitu salah satu jenis energi alternatif yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Bioenergi dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada bahan bakar fosil yang sumber dayanya terbatas dan dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengkaji potensi dan tantangan pengembangan bioenergi dari hutannya dan lahan gambut di Kalimantan.

Penelitian tersebut menggunakan metode studi literatur dan analisis data sekunder dari berbagai sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biomassa jenis kayu, serasah, gambut, dan tanaman biofuel merupakan jenis biomassa yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan bioenergi dari hutannya dan lahan gambut di Kalimantan. Produksi biomassa tersebut dapat mendukung pembangunan industri dan pertanian yang berkelanjutan serta memberikan dampak positif pada perekonomian populasi sekitarnya.

Meskipun potensi bioenergi dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan sangat besar, pengembangan bioenergi dari sumber daya tersebut menghadapi beberapa tantangan. Minimnya teknologi, infrastruktur, dan regulasi yang mendukung serta terjadi konflik kepentingan dalam pengelolaan lahan. Selain itu, isu lingkungan dan sosial juga harus dipertimbangkan dalam pengembangan energi bio dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan strategi pengembangan bioenergi yang lebih komprehensif, partisipatif, dan adaptif. Kerjasama antara berbagai pemangku kepentingan seperti pemerintah, industri, masyarakat lokal, dan lembaga swadaya masyarakat juga diperlukan. Selain itu, aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial harus dipertimbangkan dalam penyusunan strategi tersebut.

Dalam rangka mengelola potensi sumber daya bioenergi dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan, dibutuhkan strategi pengembangan bioenergi yang lebih komprehensif, partisipatif, dan adaptif agar dapat memberikan dampak positif pada masyarakat sekitarnya dan dilakukan dengan lebih efektif dan berkelanjutan.

PENDAHULUAN 

Energi diperlukan sebagai kebutuhan dasar manusia dan perlu digunakan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan ekonomi yang berkelanjutan. Namun, Indonesia menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat karena masih banyak menggunakan sistem dan teknologi energi fosil yang terbatas dan berdampak negatif pada lingkungan. Bioenergi menjadi alternatif yang dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan ramah lingkungan yang dihasilkan dari biomassa organik dari tanaman atau hewan yang hidup atau sudah mati. Bioenergi memiliki manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan yang dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi impor bahan bakar, dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Indonesia memiliki potensi bioenergi yang besar, terutama di hutan dan lahan gambut Kalimantan yang aman dan berpotensi menjadi sumber bioenergi. Luas hutan dan lahan gambut di Kalimantan sekitar 5,7 juta hektar atau sekitar 27,8% dari total hutan dan lahan gambut di Indonesia. Jenis biomassa yang dihasilkan di Kalimantan antara lain kayu, serasah, gambut, dan tanaman biofuel, seperti jarak pagar, nyamplung, dan sawit.

Namun, pengembangan bioenergi dari hutan dan lahan gambut Kalimantan menghadapi tantangan dalam aspek teknis, ekonomis, sosial, dan lingkungan. Untuk aspek teknis, teknologi bioenergi yang canggih, efisien, dan ramah lingkungan masih kurang tersedia di Indonesia. Untuk aspek ekonomi, pengembangan bioenergi masih memerlukan biaya besar untuk investasi, operasional, dan pemeliharaan yang belum dapat bersaing dengan energi fosil. Untuk aspek sosial, pengembangan bioenergi memerlukan partisipasi masyarakat lokal yang mempunyai hak dan tanggung jawab dalam pengelolaan hutan dan lahan gambut. Dalam aspek lingkungan, pengembangan bioenergi perlu mempertimbangkan dampak terhadap ekosistem hutan dan lahan gambut yang rentan terhadap kerusakan, degradasi, dan kebakaran.

Sebagai solusinya, pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta harus bekerja sama untuk mengembangkan bioenergi dari hutan dan lahan gambut Kalimantan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan. Pemerintah dapat meningkatkan dukungan finansial untuk pengembangan bioenergi yang ramah lingkungan dan mendorong partisipasi masyarakat setempat. Sementara itu, sektor swasta dan masyarakat dapat berkontribusi dalam pengembangan inovasi teknologi yang efisien dan ramah lingkungan serta dalam pengelolaan bioenergi secara berkelanjutan. Dengan demikian, pengembangan bioenergi dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan dapat mencapai tujuan ekonomi dan sosial sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan dengan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil dan mengurangi dampak negatif pada lingkungan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi dan tantangan pengembangan bioenergi dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang energi dan lingkungan, serta memberikan implikasi bagi pengambilan keputusan, kebijakan, dan program yang berkaitan dengan pengembangan bioenergi dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan. Pertanyaan penelitian yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: 

Berapa potensi bioenergi dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan? 

Apa saja tantangan yang dihadapi dalam pengembangan bioenergi dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan? 

Bagaimana strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut?

PEMBAHASAN

 

Potensi bioenergi dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan merupakan sumber daya alam yang sangat potensial dan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat dan pemerintah. Potensi ini dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek ketersediaan dan aspek kelayakan. Aspek ketersediaan berfokus pada jumlah dan jenis biomassa yang dapat dihasilkan dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan, sedangkan aspek kelayakan berfokus pada nilai ekonomi, sosial, dan lingkungan yang dapat dihasilkan dari pengembangan bioenergi dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan.

Dari aspek ketersediaan, potensi bioenergi dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan cukup besar. Berbagai jenis biomassa dapat dihasilkan, antara lain kayu, serasah, gambut, dan tanaman biofuel. Data dari BPS menunjukkan bahwa luas hutan di Kalimantan pada tahun 2022 mencapai sekitar 36,8 juta hektar, dengan jenis hutan primer, hutan sekunder, dan hutan tanaman. Sedangkan luas lahan gambut di Kalimantan pada tahun yang sama mencapai 5,7 juta hektar, terdiri dari lahan gambut terbakar, lahan gambut tidak terbakar, dan lahan gambut terdegradasi. Dari luas hutan dan lahan gambut tersebut, hutan dan lahan gambut dapat menghasilkan biomassa sebesar 1.066,8 juta ton per tahun, terdiri dari kayu, serasah, gambut, dan tanaman biofuel. Biomassa tersebut dapat dikonversi menjadi berbagai bentuk bioenergi, seperti biogas, bioetanol, biodiesel, atau biooil, dengan menggunakan teknologi yang sesuai, seperti fermentasi, hidrolisis, transesterifikasi, atau pirolisis.

Dari aspek kelayakan, pengembangan bioenergi dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan dapat memberikan nilai tambah ekonomi, sosial, dan lingkungan yang signifikan. Nilai tambah ekonomi dapat dilihat dari besarnya biaya produksi, harga jual, dan keuntungan yang diperoleh dari pengembangan bioenergi. Pengembangan bioenergi dari hutan dan lahan gambut dapat memberikan peluang lapangan kerja serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat yang terlibat dalam pengembangan bioenergi. Selain itu, pengembangan bioenergi dari hutan dan lahan gambut juga dapat memberikan nilai tambah lingkungan, seperti penghematan emisi gas rumah kaca, pelestarian ekosistem hutan dan lahan gambut, serta peningkatan kualitas udara, air, dan tanah. Namun, ada beberapa kendala dan risiko dalam pengembangan bioenergi dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan, seperti adanya konflik antar stakeholder dan risiko kebakaran hutan dan lahan gambut.

Untuk mengoptimalkan potensi bioenergi dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan, diperlukan dukungan secara komprehensif dari pemerintah maupun masyarakat. Pemerintah perlu menyediakan infrastruktur yang memadai, mengembangkan kebijakan yang mendukung pengembangan bioenergi dari hutan dan lahan gambut, dan melakukan sosialisasi serta edukasi mengenai praktik-praktik pengelolaan bioenergi yang berkelanjutan. Selain itu, masyarakat juga dapat berperan aktif dalam pengembangan bioenergi dari hutan dan lahan gambut, seperti dengan membuka peluang usaha dan memperkuat tata kelola lingkungan.

Di masa depan, pengembangan bioenergi dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan dapat menjadi alternatif yang menarik untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, mengurangi emisi gas rumah kaca, serta memperkuat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan dan lahan gambut. Oleh karena itu, pengembangan bioenergi dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan perlu didorong dan dikelola dengan baik agar dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat dan lingkungan.

Selain itu Pengembangan bioenergi dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan masih menghadapi banyak tantangan di berbagai aspek, termasuk teknis, ekonomis, sosial, dan lingkungan. Tantangan teknis yang dihadapi adalah kurangnya teknologi yang canggih, efisien, dan ramah lingkungan dalam mengkonversi biomassa menjadi bioenergi yang berkualitas dan berkuantitas tinggi. Untuk mengatasi tantangan ini, teknologi produksi, konversi, distribusi, dan pemanfaatan bioenergi harus menjadi fokus penelitian, pengembangan, dan inovasi yang berkelanjutan. Beberapa jenis teknologi yang perlu dikembangkan antara lain teknologi fermentasi untuk menghasilkan biogas dari serasah dan gambut, teknologi hidrolisis untuk menghasilkan bioetanol dari kayu, teknologi transesterifikasi untuk menghasilkan biodiesel dari tanaman biofuel, dan teknologi pirolisis untuk menghasilkan biooil dari biomassa padat. Kurangnya infrastruktur seperti jaringan listrik, pipa gas, dan transportasi juga menjadi tantangan teknis lainnya yang perlu diatasi agar bioenergi dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan dapat didistribusikan dan dimanfaatkan dengan efisien.

Tantangan ekonomis yang dihadapi dalam pengembangan bioenergi dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan adalah besarnya biaya yang dibutuhkan untuk investasi, operasional, dan pemeliharaan teknologi pengembangan bioenergi. Biaya pengembangan bioenergi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti harga bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya peralatan, biaya transportasi, biaya pemeliharaan, dan biaya lingkungan. Biaya pengembangan bioenergi juga bervariasi tergantung dari jenis biomassa, bentuk bioenergi, dan skala pengembangan yang digunakan. Untuk mengatasi tantangan ekonomis ini, diperlukan upaya untuk menurunkan biaya produksi, meningkatkan teknologi pengembangan bioenergi, serta mendorong permintaan pasar dan realokasi anggaran subsidi oleh pemerintah. Selain itu, penting untuk meningkatkan harga jual dan keuntungan dari pengembangan bioenergi dengan mengatur regulasi, perpajakan dan subsidi.

Tantangan sosial dalam pengembangan bioenergi dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan adalah rendahnya partisipasi dan pemberdayaan masyarakat lokal yang memiliki hak dan tanggung jawab terhadap pengelolaan hutan dan lahan gambut. Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat lokal akan meningkatkan keterlibatan, kesadaran, dan keterampilan masyarakat dalam pengembangan bioenergi, serta meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, dan kemandirian masyarakat. Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat lokal dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti penyuluhan, pelatihan, bantuan modal, kemitraan, atau koperasi. Namun, masih banyak hambatan yang dihadapi dalam upaya meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat lokal, seperti kurangnya informasi, akses, dan dukungan dari pemerintah, perusahaan, dan lembaga lain, serta adanya konflik kepentingan, aspirasi, dan budaya antara masyarakat lokal dengan pemangku kepentingan lain.

Tantangan lingkungan dalam pengembangan bioenergi dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan adalah dampak negatif yang mungkin timbul akibat pengembangan bioenergi terhadap ekosistem dan iklim jika tidak dilakukan dengan cara yang tepat. Dampak negatif tersebut antara lain kerusakan, degradasi, dan kebakaran hutan dan lahan gambut, yang dapat menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati, perubahan keseimbangan hidrologis, dan pelepasan gas rumah kaca. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan prinsip-prinsip pengembangan bioenergi yang berkelanjutan, seperti mempertahankan fungsi ekologis hutan dan lahan gambut, mengoptimalkan pemanfaatan biomassa, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan begitu, dampak negatif pengembangan bioenergi dapat dicegah atau minimalisir dan manfaat dari pengembangan bioenergi dapat lebih optimal.

Maka dari itu, adapun strategi atau langkah untuk mengatasi tantangan di atas yaitu dengan Pengembangan bioenergi di Kalimantan dari hutan dan lahan gambut merupakan sebuah tantangan yang kompleks dan memerlukan upaya sinergis dari berbagai pihak. Salah satu strategi yang dapat diambil adalah dengan mengadopsi kearifan lokal dalam pengelolaan gambut. Hal ini mencakup pemanfaatan tanaman lokal yang sesuai dengan kondisi gambut, menghindari pembakaran lahan, dan menjaga keseimbangan hidrologis. Dalam hal ini, peran masyarakat sebagai pengelola gambut menjadi penting. Kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan swasta dapat membantu memperkuat keberlanjutan pengelolaan gambut dan menyediakan sumber daya bioenergi yang berkelanjutan.

 

download-3-658ece6212d50f42270b7484.jpeg
download-3-658ece6212d50f42270b7484.jpeg

Selain itu, tata ruang dalam pemanfaatan lahan gambut perlu diatur secara terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan multisektoral. Hal ini mencakup pertanian, perikanan, perkebunan, dan kehutanan. Pemanfaatan lahan gambut dalam sektor-sektor tersebut perlu dipertimbangkan dengan potensi dan keterbatasan dari masing-masing sektor dan dampak lingkungan yang ditimbulkan. Dengan demikian, penggunaan lahan gambut bisa memberikan dampak positif bagi lingkungan sekaligus memproduksi sumber daya bioenergi yang berkelanjutan.

Perburuan satwa dan konflik satwa yang terjadi di tanah gambut juga menjadi permasalahan. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pelestarian keanekaragaman hayati serta memberikan insentif dan alternatif penghidupan bagi masyarakat yang bergantung pada sumber daya alam dapat membantu mengurangi masalah ini. Masyarakat dapat dipacu untuk merubah perilaku mereka dan bergabung dalam upaya melestarikan biomassa yang tersedia untuk diolah menjadi bioenergi.

Dalam pengembangan bioenergi, juga perlu meningkatkan kapasitas dan kerjasama antara pemerintah, peneliti, swasta, dan masyarakat untuk mengembangkan teknologi bioenergi yang canggih, efisien, dan ramah lingkungan. Kerjasama yang kuat dan berkelanjutan dalam pengelolaan dan pemantauan lahan gambut juga perlu dipertimbangkan. Dengan demikian, pengembangan bioenergi akan lebih terfokus pada pengembangan teknologi yang aman dan efektif.

Terakhir, ketersediaan dan keterjangkauan dana juga perlu ditingkatkan. Hal ini akan membantu mendukung investasi, operasional, dan pemeliharaan bioenergi yang berkelanjutan, serta memberikan insentif bagi pengembang dan pengguna bioenergi. Investasi swasta dapat membantu mempercepat pengembangan teknologi bioenergi yang lebih efektif dan membantu mengurangi ketergantungan energi terhadap bahan bakar fosil.

Dalam sumbangan energi Indonesia, bioenergi dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan memiliki peran penting dalam era mendatang terutama untuk memastikan ekonomi komunitas lokal terus berkembang dan pengurangan penggunaan bahan bakar fosil yang mempengaruhi lingkungan. Upaya untuk menjalankan strategi-strategi di atas, dapat meningkatkan kepastian pasokan bioenergi dan keberlanjutan gambut.

Bioenergi adalah salah satu sumber energi terbarukan yang banyak dipercaya sebagai alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Namun, untuk memaksimalkan potensi bioenergi, diperlukan beberapa strategi tambahan yang dapat diimplementasikan di berbagai sektor. Berikut adalah beberapa strategi tambahan yang dapat dipertimbangkan untuk bersama-sama memperkuat peran bioenergi dalam memenuhi kebutuhan energi global:

Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Bioenergi dari Hutan dan Lahan Gambut

Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan potensi bioenergi adalah dengan mengoptimalkan kualitas dan kuantitas produk bioenergi dari hutan dan lahan gambut. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan teknologi-teknologi terbaru dalam pengolahan biomassa dan konversi energi. Selain itu, penelitian dan pengembangan terhadap berbagai jenis biomassa serta produk bioenergi yang cocok dengan kondisi lokal dapat menjadi kunci penting dalam memperkuat kualitas dan kuantitas bioenergi.

 

This Is Bioenergi
This Is Bioenergi

Meningkatkan Nilai Tambah dan Keterpaduan Bioenergi

Sama seperti sumber energi lainnya, bioenergi juga membutuhkan rantai pasok yang efisien, berkelanjutan, dan inklusif. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan potensi bioenergi, salah satu strategi yang harus dilakukan adalah dengan mengembangkan rantai pasok yang lebih baik. Hal ini dapat dilakukan dengan mengoptimalkan peran semua pemangku kepentingan, seperti petani, pengusaha, pemerintah, dan masyarakat dalam menjaga keberlanjutan dan memaksimalkan nilai tambah produk bioenergi.

 

Meningkatkan Kesadaran dan Dukungan terhadap Bioenergi

Meskipun potensi bioenergi cukup besar, masih banyak masyarakat yang belum memahami mengenai manfaat dan dampak dari penggunaan bioenergi. Oleh karena itu, untuk memperkuat peran bioenergi dalam memenuhi kebutuhan energi global, dibutuhkan upaya sosialisasi, edukasi, dan advokasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan terhadap penggunaan bioenergi. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan kampanye publik, seminar, dan diskusi kelompok antar pelosok masyarakat.

 

Dalam kesimpulan, implementasi strategi tambahan dapat membantu maksimalkan potensi bioenergi serta memperkuat peran bioenergi dalam memenuhi kebutuhan energi global. Namun, upaya ini harus dimulai dengan keberpihakan kepada pemangku kepentingan dan inovasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan lokal serta didukung dengan adanya kesadaran dan dukungan dari masyarakat.

Jenis-jenis Gambut
Jenis-jenis Gambut

KESIMPULAN DAN SARAN

 

Kesimpulan 

Bioenergi adalah salah satu alternatif energi yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan mandiri, yang dapat mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. Indonesia memiliki potensi bioenergi yang sangat besar, mengingat luas dan keanekaragaman sumber daya alamnya. Salah satu sumber daya alam yang memiliki potensi bioenergi yang cukup tinggi adalah hutan dan lahan gambut, khususnya di Kalimantan. Hutan dan lahan gambut di Kalimantan merupakan ekosistem penting yang menyimpan karbon, menjaga keseimbangan hidrologis, dan mendukung keanekaragaman hayati. Jenis biomassa yang dapat dikembangkan menjadi bioenergi dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan antara lain kayu, serasah, gambut, dan tanaman biofuel, seperti jarak pagar, nyamplung, dan sawit.

Namun, pengembangan bioenergi dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan juga menghadapi beberapa tantangan, baik dari aspek teknis, ekonomis, sosial, maupun lingkungan. Dari aspek teknis, pengembangan bioenergi memerlukan teknologi yang canggih, efisien, dan ramah lingkungan, yang belum banyak dimiliki oleh Indonesia. Dari aspek ekonomis, pengembangan bioenergi memerlukan biaya yang besar, baik untuk investasi, operasional, maupun pemeliharaan, yang belum dapat bersaing dengan energi fosil. Dari aspek sosial, pengembangan bioenergi memerlukan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat lokal, yang memiliki hak dan tanggung jawab terhadap pengelolaan hutan dan lahan gambut. Dari aspek lingkungan, pengembangan bioenergi harus mempertimbangkan dampak terhadap ekosistem hutan dan lahan gambut, yang rentan terhadap kerusakan, degradasi, dan kebakaran.

 

Saran 

 

Untuk mengatasi tantangan pengembangan bioenergi dari hutan dan lahan gambut di Kalimantan, diperlukan strategi yang komprehensif, terintegrasi, dan partisipatif, yang melibatkan semua pemangku kepentingan, baik pemerintah, peneliti, swasta, maupun masyarakat. Beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain adalah:

Mengadopsi kearifan lokal dalam pengelolaan gambut, seperti memanfaatkan tanaman lokal yang sesuai dengan kondisi gambut, menghindari pembakaran lahan, dan menjaga keseimbangan hidrologis.

Mengatur tata ruang dalam pemanfaatan lahan gambut untuk kebutuhan multisektoral, seperti pertanian, perikanan, perkebunan, dan kehutanan, dengan mempertimbangkan potensi, keterbatasan, dan dampak lingkungan dari masingmasing sektor.

Mengendalikan perburuan satwa dan konflik satwa, dengan meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pelestarian keanekaragaman hayati, serta memberikan insentif dan alternatif penghidupan bagi masyarakat yang bergantung pada sumber daya alam.

Meningkatkan kapasitas dan kerjasama antara pemerintah, peneliti, swasta, dan masyarakat dalam pengembangan teknologi bioenergi yang canggih, efisien, dan ramah lingkungan, serta dalam pengelolaan dan pemantauan lahan gambut.

Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan dana, baik dari sumber domestik maupun internasional, untuk mendukung investasi, operasional, dan pemeliharaan bioenergi, serta untuk memberikan insentif bagi pengembang dan pengguna bioenergi.

Meningkatkan kualitas dan kuantitas bioenergi dari hutan dan lahan gambut dengan melakukan penelitian dan pengembangan terhadap jenis-jenis biomassa, proses konversi, dan produk bioenergi yang sesuai dengan kondisi lokal.

Meningkatkan nilai tambah dan keterpaduan bioenergi dengan mengembangkan rantai pasok yang efisien, berkelanjutan, dan inklusif, yang melibatkan semua pemangku kepentingan, seperti petani, pengusaha, pemerintah, dan masyarakat.

Meningkatkan kesadaran dan dukungan terhadap bioenergi dengan melakukan sosialisasi, edukasi, dan advokasi terhadap manfaat dan dampak bioenergi bagi kesejahteraan, pembangunan, dan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

 

A, K. (2023, Maret 22). Riset Bersama BRIN dan YKAN untuk Restorasi Gambut di Kalimantan Barat. Retrieved from Nation Geographic: https://nationalgeographic.grid.id/read/133856397/riset-bersama-brin-danykan-untuk-restorasi-gambut-di-kalimantan-barat

HARDANI, M. R. (2021, Maret 1). POTENSI, PEMANFAATAN, DAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN LAHAN GAMBUT DI KALIMANTAN. Retrieved from Repository: http://repository.unj.ac.id/13439/

P, S., & Suhartono, S. (2023). Kajian Potensi dan Pemanfaatan Gambut sebagai Sumber Energi Terbarukan di Kalimantan Tengah. Jurnal Pedon Tropika, 3(2).

Pengembangan Energi Biomassa Indonesia. (2023, April 14). Retrieved from Bappeda Provinsi Kalimantan Timur: https://bappeda.kaltimprov.go.id/index.php/postingan/652-biomassa-indonesia

Prasetyo, H. B., & D, S. A. (2023). Keanekaragaman Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Hutan Gambut Desa Sungai Enau Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah. Jurnal Ilmu Lingkungan, 1-12.

Suryani, N. &. (2020). Pemanfaatan Limbah Pertanian Sebagai Bahan Bakar Alternatif.

Jurnal Geografi: Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian, 110. Retrieved from Jurnal Geografi: Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian.

Tampubolon, B., Harjanti, D. T., & Adlika, N. M. (2020, Mei 21). Pemanfaatan Lahan 

Gambut Menjadi Lahan Potensial untuk Menjaga Ketahanan Pangan di Kalimantan Barat. Retrieved from Geodika: https://ejournal.hamzanwadi.ac.id/index.php/gdk/article/view/2765

Wijayanti, A. (2023). Pemanfaatan Lahan Gambut Berbasis Kearifan Lokal di Kalimantan. Retrieved from Academia.edu: Academia.edu

Wulandari, D. (2023). Analisis Kebijakan Pengelolaan Lahan Gambut di Indonesia. Skripsi, Universitas Negeri Jakarta.

 

LAMPIRAN

Penyusun : 

Ketua kelompok :

Nama : Muhammad Nuryanto 

NIM : 2211102431080

Program Studi : S1 Manajemen

Email : muhammadnuryanto9524@gmail.com

Kegiatan : KSPMS FEST UMKT

Penghargaan : Wakil Ketua KSPMS UMKT 2023/2024

Nama : Angga Setiawan

NIM : 2211102431358

Program Studi : S1 Manajemen

Email : 2211102431358@Umkt.Ac.Id &

Angga.Setiawan0917@Gmail.Com (Pribadi)

Kegiatan : KSPMS FEST UMKT

Nama : Deka Ba'dar Maulidin

NIM : 2211102431378 

Program Studi : S1 Manajemen

Email : Maulidindeka77@Gmail.Com

Kegiatan : Sepak Bola

Nama : Alfan Maulana Firdaus

NIM : 2211102431324

Program Studi : S1 Manajemen

Email : Alfanmaulana173@Gmail.Com

Kegiatan : PK IMM FEBP 2023/2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun