Mohon tunggu...
M. Nur Faiq Zainul Muttaqin
M. Nur Faiq Zainul Muttaqin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peneliti Muda Lembaga Studi Agama dan Nasionalisme (LeSAN)

Saya yang beridentitas sebagai berikut: Nama : Muhammad Nur Faiq Zainul Muttaqin E-mail :muhammadfaiq737@gmail.com Status : Sarjana S1 Jurusan Muqorona al-Madhahib (MM), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Walisongo dan Mahasiswa Magister Hukum UNPAM. Pendidikan Non Formal: PonPes Mansajul Ulum Cebolek, Margoyoso, Pati dan Monash Institute Semarang. Jabatan organisasi: Kader/Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Semarang 1. Sekertaris Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan, dan Kepemudaan (PTKP) HMI Cab. Semarang (2018-2019) 2. Sekum Badan Pengelola Latihan (BPL) HMI Cabang Semarang (2017-2018) 3. Kabid Komunikasi dan Advokasi Masyarakat HMI Komisariat Syariah (2016-2018) Kegiatan di Masyarakat 1. Direktur Eksekutif rumah perkaderan Darul Ma’mur (DM) Center 2. Peneliti Senior di LembagaStudi Agama danNasionalisme (LeSAN) 3. Mentor program Sahabat MudaNurul Hayat (NH) 4. Guru TPQ al-Syuhada Bukit Silayur Permai (BSP)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

TPQ yang Terdegradasi

11 Agustus 2023   13:10 Diperbarui: 11 Agustus 2023   13:20 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan formal itu penting, tapi keagamaan jauh lebih penting. Itu tidak bisa dipisahkan dan menjadi satu bagian. Apalagi sekarang kita cukup miris melihat banyak nasib anak bangsa yang sudah bobrok moralnya karena rendahnya akhlak dan agama. 

Pemerintah masih sangat kurang memperhatikan, bahkan melirik mengenai masa depan TPQ. Yang paling dibutuhkan saja seperti pendanaan dan anggaran untuk kelangsungan TPQ, dirasa jauh sangat timpang dengan anggaran yang dikucurkan untuk sekolah formal. Bahkan, bisa dikatakan TPQ merupakan lembaga yang tidak menggunakan uang negara. Seumpama ada, itupun biasanya dilaksanakan di daerah-daerah, bukan di pusat. Padahal Negara ini adalah negara dengan mayoritas muslim, jadi mementingkan kepentingan lembaga TPQ adalah sesuatu yang wajar.

Mengenai full day school, setidaknya kalau full day school tetap dipaksakan, TPQ yang tergusur eksistensinya, seharusnya tetap dipertahankan perjuangannya. Yaitu dengan cara agar sekolah formal untuk tetap mengajarkan/mencantumkan ilmu al-Qur'an yang direalisasikan dalam makul mereka. Dalam full day scholl tetap ada pelajaran intensif seperti halnya TPQ, dari pada murid harus sekolah bolak-balik pagi sekolah formal kemudian sore bergegas ke TPQ. Lebih baik sekalian belajar dalam satu wadah jikalau itu bisa disebut lebih efisien.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun