Sementara agama memiliki pendekatan unik dalam menjelaskan konsep yang berada di luar pengalaman langsung manusia di dunia dua dimensi. Di antaranya tentang kebesaran dan keagungan Tuhan yang tanpa batas untuk menciptakan berbagai dimensi. Kemudian menganjurkan untuk mengimani hal-hal yang tak terlihat (baca: dimensi ketiga).
Beberapa agama di dimensi kedua mungkin memiliki teks-teks suci yang berisi alegori, metafora, atau deskripsi simbolis tentang realitas yang melampaui dunia fisik yang tampak. Sejumlah orang suci akan membeberkan tentang pengalaman spiritual dan mistis tentang adanya dunia tiga dimensi, yang memiliki keluasan, kelapangan, dan keindahan.
Selain dimensi ketiga, ada dua dimensi lain yang harus didaki dengan susah payah oleh manusia di dimensi kedua, yakni dimensi keempat dan kelima. Dalam fisika, dimensi keempat adalah waktu. Ini merupakan "garis" yang menghubungkan setiap momen dalam kehidupan kita, seperti rangkaian bingkai dalam sebuah film. Ruang-waktu adalah kombinasi dari tiga dimensi ruang (panjang, lebar, tinggi) dan satu dimensi waktu, membentuk sebuah kontinuum empat dimensi.
Sementara dimensi kelima memberi jalan bagi kita untuk melihat semua kemungkinan garis waktu yang berbeda. Setiap garis waktu adalah hasil dari berbagai pilihan dan peristiwa yang bisa terjadi dalam dimensi keempat.
Dalam teori Fisika seperti String, dimensi kelima adalah tempat di mana berbagai kemungkinan garis waktu atau alam semesta dapat eksis secara bersamaan, memungkinkan kita untuk berpindah antar berbagai realitas atau versi alam semesta.
Untuk menjelaskan dimensi kelima, alegorinya mungkin akan seperti ini: bayangkan kita memiliki sebuah buku cerita yang terdiri dari banyak halaman. Setiap halaman adalah satu garis waktu yang berbeda, masing-masing dengan berbagai pilihan dan hasil yang berbeda. Jika kita bisa melompat dari satu halaman ke halaman lain, kita akan berpindah antar garis waktu yang berbeda pula, masing-masing mewakili dunia tiga dimensi dalam dimensi waktu tertentu. Pusing. ~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H