Garis potong antara Aristoteles dan murid kebanggaannya Alexander The Great, adalah karena yang satu sigma dan yang lain alfa. Sehingga Alexander lebih banyak disebut-sebut ketimbang Aristoteles, yang berbanding terbalik dari bagaimana pengaruh keduanya bagi keunggulan ras manusia.
Filsuf umumnya bertipe pria sigma dalam tendensi kemandirian berpikir, introspektif, serta kurang tertarik pada norma sosial atau ekspektasi konvensional, yang memperlambat mereka dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan fundamental tentang eksistensi, nilai-nilai, dan esensi kehidupan.
Bagaimana dengan tipe-tipe lainnya dan siapa tokoh yang identik dengannya? Saya mengobrak-abrik banyak literatur untuk menemukan kesesuaian itu. Hasilnya, Pria Beta: Mahatma Gandhi, seorang pemimpin India yang terkenal karena pendekatannya yang kooperatif dan damai dalam memperjuangkan kemerdekaan India. Pria Gamma: Stephen Hawking, seorang fisikawan teoritis dan kosmologis yang mengubah cara kita memahami alam semesta melalui kontribusinya yang luar biasa dalam bidang fisika teoritis.
Pria Delta: Â Abraham Lincoln, seorang politikus Amerika yang terkenal karena stabilitas, keberanian, dan integritasnya dalam memimpin Amerika Serikat selama Perang Saudara Amerika. Pria Theta: Ernest Shackleton, seorang penjelajah Inggris yang terkenal karena ketekunan dan keberaniannya dalam mengeksplorasi kutub selatan dan memimpin ekspedisi yang sulit. Terakhir, Pria Omega: Vincent van Gogh, seorang seniman Belanda yang terkenal karena karyanya yang luar biasa namun sering kali diabaikan oleh masyarakat pada zamannya.
Lalu Anda dan saya ada di tipe yang mana? Dan apakah dunia ini sudah baik-baik saja dalam dominasi pria alfa?~mnt
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H