Lepas dari itu, filantropis Andrew Carnegie (1835-1919) pernah bilang, jika Anda ingin kehormatan, matilah dengan harta yang telah dibagikan kepada khalayak ramai, untuk kemanusiaan. Jika Anda mati dan masih kaya, Anda sangat tercela.
Apakah perspektif utilitarianisme dapat memberikan jalan tengah, dengan pengharapan penuh, bagi barang siapa yang telah menguras lemari besi milik negara secara seolah-olah baik atau kotor, namun hanya demi pemuasan hedonistik diri dan kerabat, mempertebal lipstik istri, bertamasya membeli barang-barang mewah di Eropa dan berlagak seperti sultan atau pebisnis sukses, mereka telah mempersempit ruang lingkup kebahagiaan, dan menggantinya dengan kegetiran, apa yang pantas bagi mereka hanyalah kutukan, sampai uang itu mengalir ke lubang-lubang kemiskinan.
Dengan tetap mengamati cara banal demokrasi elektoral dan aneka atraksi akrobat untuk memungut suara rakyat, ada rezeki musiman yang mengalir kepada pemakai kaos-kaos partai, pekerja atribut pemilu, penunggu serangan fajar, dan tukang hore-hore yang disiram air saat kampanye setelah diangkut dengan truk-truk besar ke tengah lapangan penuh janji. Triliunan rupiah mengalir sampai jauh di musim pesta demokrasi, dari para toke dan politisi borjuis.
Belum lagi pemerintah dengan senyum dikulum tak pernah merasa terbebani sedikit pun menerjunkan dana sebesar tiga kali lipat dari musim pemilu sebelumnya (Rp 76,6 triliun), yang tentu saja disambut adu gelas para penyelenggara dan wasit pemilu.
Uang sebesar ini mesti lepas dari genggaman para predator puncak atau dialihkan untuk biaya politik terselubung, ia harus mengalir kepada rakyat lapisan paling bawah yang terlibat dalam perbagai program padat karya sempena pemilu dan menggiring mereka ke kotak suara dengan wajah yang gembira.
Intinya, ribuan triliun uang rakyat dalam neraca negara (saya sengaja berkali-kali mengulang kata 'rakyat', agar terminologi demokrasi tidak sebatas trademark) harus dapat dimaksimalkan untuk memperluas ruang kebahagiaan, menambah senyum di bibir rakyat. Jika hanya bertumpuk di saku predator, biarkan panah Robin Hood yang bekerja. You know it's true. Everything I do. I do it for you. ~MNT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H