Politik perang sebagai sifat dasarnya tidak akan mengenal kode etik. Winston Churchill dan Franklin Roosevelt tidak menyukai Stalin dan komunisme. Tetapi saat berjuang melawan Hitler mereka mengakali untuk harus bekerja dengan Uni Soviet, tak lain adalah guru besar komunisme global.
Bagaimana di dalam negara sendiri, sebagai sesama anak bangsa. Homo Homini Socius, manusia adalah teman sesamanya dicoret bila masuk ke dalam domain politik kekuasaan. Dalam perebutan kekuasaan yang bebas kode etik, demokrasi dipalsukan. Berada di luar lingkaran kekuasaan tidak pernah enak, maka para oligark terus mencari cara agar kekuasaan bisa abadi, dan yang lain merasa perlu merampasnya.
Demokrasi mengajarkan bahwa pemimpin itu adalah petugas rakyat, tapi penguasa kadang membungkus dirinya ke dalam mitos-mitos negara, agar ia sekuat raja monarki. Rakyat feodal akan sulit membedakan mana negara yang harus dipatuhi dan mana politisi yang sedang berada di dalam negara. Sehingga membela politisi yang berada di elite kekuasaan disamakan dengan membela negara. Pun sebaliknya. ~ MNT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H