Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mereka Para Filantropis Radikal

13 Oktober 2019   18:26 Diperbarui: 14 Oktober 2019   01:50 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah Islam juga mencatat para miliarder zaman Nabi Muhammad yang sekaligus adalah filantropis. Di antara mereka yakni Abdurrahman bin 'Auf, Zubair bin Awwam, Utsman bin Affan, Thalhah bin 'Ubaydillah dan Sa'd bin Abi Waqqash. 

Kekayaan mereka bila dikonversi ke dalam rupiah sekarang mencapai triliuan rupiah per orang.

Sebagaimana akar katanya, filantropi dari Yunani terbagi pada philein berarti cinta, dan anthropos berarti manusia. Mereka memiliki energi cinta yang paripurna pada kemanusiaan dan empati yang besar pada penderitaan. 

Filantropi disepadankan dengan altruisme, suatu istilah yang dicetus filsuf Auguste Comte yang menunjuk pada orang yang memberikan perhatian pada orang lain, tanpa mementingkan dirinya sendiri.

Altruisme berdasarkan satu dalil dalam Hukum Emas (The Golden Rules): lakukan pada orang lain apa yang kita ingin orang lain lakukan pada kita. Atau jangan lakukan pada orang lain, apa yang kita tidak ingin orang lain lakukan pada kita.

Kehidupan akan jadi sangat mudah dan nyaman bila di tiap semua kita mulai ditaburkan benih filantropi dan altruisme. Menaburkan kebaikan, kebaikan akan datang berlipat ganda. 

Stop berbuat keburukan karena keburukan setara akan mendatangi kita. Semudah itu sebenarnya, tapi susah implementasinya karena bawah sadar kita telah dipenuhi energi negatif dan pola hidup yang menempel pada tragedi.

Prinsip Pareto 8:20 mendapati jalan keemasannya hingga ke wilayah transenden. 80 persen kekayaan dunia dikuasai hanya oleh 20 persen penghuninya. 

Dari 20 persen tersebut telah menempuh jalan radikal bagi kemanusiaan. Radikal dalam arti positif -mengutip KBBI- berarti maju dalam berpikir dan bertindak. Satu pikiran radikal yang positif ini seperti Bill Gates pernah berjanji untuk menyumbangkan seluruh kekayaannya dan menyisakan hanya 15 persen.

Radikal adalah mengubah hal yang mendasar dan prinsip dengan cepat dan paksa, dapat kita terapkan untuk mengubah jalan hidup kita dengan melihat semua fenomena secara positif, bila perlu dengan membalikkan tragedi jadi komedi. 

Misalnya bila Zuckerberg sekali kedip dapat Rp 7 juta, maka kita sekali bersin saja bisa menghamburkan jutaan virus influenza ke udara dengan kecepatan hingga 160 kilometer per jam. Hebat mana? ~MNT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun