Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kontemplasi Idul Adha, Matinya Logika Ibrahim

12 Agustus 2019   11:59 Diperbarui: 12 Agustus 2019   14:48 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengorbanan Ibrahim dan Ismail tak mampu ditembus oleh logika. Jika filsafat dan ilmu bermain di sini, ia akan mempertanyakan hingga meragukan apakah itu perintah Tuhan atau mimpi dari iblis. Logika berkata: Tuhan tak mungkin menyuruh kepada keburukan, menyembelih dan mengalirkan darah anak kandung sendiri yang suci bersih tanpa dosa.

Jan Hendrik Rapar dalam Pengantar Logika Asas-asas Penalaran Sistematis mengurai, bahwa konsep bentuk logis adalah inti dari logika. 

Konsep itu menyatakan bahwa kesahihan atau validitas sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis).

Memakai logika silogistik tradisional cara Aristoteles, jika semua api akan menghanguskan, maka api yang membakar Ibrahim oleh perintah Namrud juga demikian adanya. 

Namun itu tidak terjadi karena Tuhan telah memerintahkan kepada api supaya dingin. Peristiwa ketika Tuhan mendinginkan api, tak akan mampu ditembus oleh logika.

Dalam peristiwa penyembelihan Ismail, logika Ibrahim telah mati. Firman Allah baginya adalah hakiki, pengabdian tertinggi sebagai hamba. Ibrahim tak akan mendebat Tuhannya mengapa menyuruh kepada hal yang sebegitu tidak logis. 

Seperti dilakukan Iblis, yang membantah Tuhan dengan logika: tidak pantas makhluk api yang tinggi kastanya sekaligus pembawa bekal ibadah ribuan tahun bersujud kepada Adam sebagai makhluk tanah yang baru saja ditiupkan roh kepadanya.

Dalam peristiwa pembakaran Ibrahim yang terjadi justru sebaliknya. Ibrahim sudah mematahkan logika Namrud tentang keniscayaan api, namun sebelum itu ia telah menisbikan logika kaum Pagan. 

Alkisah Ibrahim menghancurkan semua berhala dengan kapak lalu menyisakan satu berhala terbesar dan mengalungkan kapak di lehernya. Kepada kaum Pagan, ia berkata: coba tanyakan kepadanya siapa yang telah menghancurkan berhala - berhala kalian.

Logika Ibrahim pun mati saat Tuhan memerintahkan kepadanya untuk membawa dan meninggalkan Ismail kecil dan istrinya Hajar di lembah Mekah yang tandus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun