Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Manusia di Hamparan Debu Kosmik

15 Mei 2019   09:55 Diperbarui: 15 Mei 2019   15:52 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: ariid.com

Di belakang kita ada Mars. Sebagian orang mulai terkecoh, mendamba Mars sebagai tempat tinggal yang sejuk. Manusia dan ilmuan sudah pernah memiliki fantasi berapi-api tentang makhluk Mars yang akan menerima kita sebagai penghuni baru. Mars menjadi gambaran surga.

Tapi Mars adalah planet merah dengan lapisan ozon yang tipis. Menyimpan badai debu yang hebat. Tidak ada air cair kecuali selaput sangat tipis yang membasahi tiap butiran pasir. Bila manusia mengirimkan mikroba ke planet ini, dalam hitungan menit mereka akan mati megap -megap karena kekurangan oksigen. Mikroba adalah penghirup oksigen paling sedikit.

Mars dan Venus tidak hanya tinggal sebagai mitos surga dan neraka. Paling tidak psikolog Jhon Gray, PhD pernah menulis bukunya Men Are From Mars, Women Are From Venus. Pria dari Mars dan wanita dari Venus. Istilah ini sebagai metafora untuk menjelaskan bahwa pria dan wanita sebagai dua makhluk yang berbeda dan berasal dari planet yang bertolak belakang.

Dahulu kala, pria Mars berjumpa dengan wanita Venus. Mereka jatuh cinta dan menjalin hubungan bahagia karena saling menghormati dan menerima perbedaan-perbedaan. Begitu tiba di Bumi dan mulai menderita amnesia, lupa bahwa mereka berasal dari planet yang berlainan.

Secara umum pria berpikir dan bertindak secara rasional, sedang wanita bertindak dan berpikir secara emosional. Namun Jhon Gray menunjukkan dalam buku tersebut bahwa baik pria maupun wanita mempunyai sisi emosional. Pria cenderung rasional tetapi bukan berarti tidak memiliki sisi emosional. Wanita cenderung emosional tetapi bukan berarti tidak memiliki sisi rasional.

Venus dan Mars memiliki keistimewaan dan kelemahannya. Untuk mengambil semua sisi positif cara kerja otak pria dan wanita, kita mungkin butuh alter ego. Entah bagaimana kita melaksanakannya, yang pasti alter ego berarti aku yang lain merupakan diri kedua kita yang dipercaya berbeda daripada orang kebanyakan atau kepribadian yang sebenarnya. Alter Ego di hamparan super debu. ~MNT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun