Sabda cinta Kahlil Gibran setinggi ini: Apabila cinta memanggilmu, ikutilah dia walau jalannya berliku-liku. Dan pabila sayapnya merangkummu, pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu.
Cinta yang biasa - biasa saja tak pernah dicatat sejarah, tak rancak untuk dibentangkan dalam dongeng manapun. Kepedihan Hang Tuah saat menjemput kekasihnya Puteri Gunung Ledang, untuk dipersembahkan kepada Sultan Malaka, itulah cinta. Cinta pula yang membuat Megat Sri Rama memilih bertindak durhaka bahkan di saat karirnya sedang kemuncak. Â
Demikian pula Mark Anthony pada Cleopatra, adalah pecinta agung sekaligus lebay. Megat memilih membunuh orang, Anthony malah bunuh diri karena percaya akan berita kematian Cleopatra. Cleopatra yang mendengar bahwa kekasihnya mangkat - ingin menyamakan skor - juga bunuh diri dengan racun. Cerita ini mirip Romeo dan Juliet dari Verona, Itali yang keduanya ditulis William Shakespeare.
Ihwal bunuh diri atau bunuh orang dapat dimaklumkan oleh golongan pecinta, dan Tuah pula membunuh egonya. Terlalu banyak membunuh egonya, bahkan ia memilih untuk membunuh Jebat, karena egonya telah terbunuh berkali - kali. Jasadnya lalu berjalan sebagai Zombie, mengiringi rentak kaki sang raja.
Marie dan Pierre Curie atau Juan dan Evita Peron juga adalah pesohor cinta, namun tak begitu dramatis seperti kisah Qais pada Laila. Cerita cinta bermakna universal pada dongeng Walt Disney seperti King Kong pada Ann atau Princess Fiona pada makhluk rawa - rawa Shrek adalah sedikit bagian dari drama cinta antara si cantik dan si buruk rupa. Dan kisah Beauty and The Beast yang pernah tayang di layar perak beberapa waktu silam, telah menginspirasi tulisan ini. Entah mengapa yang buruk rupa selalu berjenis kelamin pria.
Seorang pecinta agung tak peduli pada luka. Sebagai pecinta hebat, mata jasadnya pasti buta. Ia tak hirau pada elokmu, karena nantinya mengerut dan layu jua. Dan jangan pernah mengumumkan dirimu sebagai pangeran cinta, jika lamunanmu sebatas berdegup - degup pada jelita yang parasnya diedit sosial media. ~ MNT
Kutukan itu datang di puncak pesta. Pada pertengahan 1700 - an di Perancis, seorang penyihir wanita menyamar sebagai pengemis tua, tiba di ruang istana untuk menghangatkan diri dari badai salju dan menawarkan bunga mawar sebagai pertukaran atas kehangatan dan tempat berteduh kepada pangeran, tapi pangeran menolak.
Pada prolog Beauty and The Beast - berbeda dengan film kartun originalnya yang dibuat tahun 1991 - pangeran digambarkan sebagai orang brengsek, yang berpesta-pesta mewah dengan mengorbankan rakyat miskin, sehingga ketika penyihir mengubah dirinya menjadi makhluk bertaring dan berbulu, kutukan itu tidak tampak seolah tidak adil seperti yang dicitrakan sebelumnya.
Selain mengutuk pangeran menjadi The Beast, penyihir juga mengubah para anggota istana menjadi benda mati dan menghapus kenangan tentang istana tersebut dari penduduk lokal.
Penyihir membekali sang pangeran dengan cermin ajaib yang memungkinkan untuk melihat peristiwa yang jauh, bersama dengan setangkai mawar. Untuk memecahkan mantra, sang pangeran harus belajar untuk mencintai orang lain dan mendapatkan imbalan cintanya sebelum kelopak mawar terakhir jatuh. Jika gagal, ia akan tetap menjadi The Beast selamanya.
Bertahun-tahun kemudian, di desa Villeneuve, si cantik dan kutu buku muda bernama Belle - diperankan Emma Watson - didesain sebagai penawar kutukan. Ia tinggal bersama ayahnya Maurice, seorang penemu dan pelukis. Gaston, sang pemburu dan mantan serdadu mencoba untuk merayu Belle.