Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dialektika Moralitas dalam Epos Hang Tuah

23 Juli 2018   11:25 Diperbarui: 25 Agustus 2018   19:58 1222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apollo menghukum Marsias yang telah lancang menantangnya sebagai dewa. Apollo menggantung Marsias secara terbalik di sebuah pohon dan mengulitinya hidup-hidup sampai Marsias tak punya kulit dan mati.

Marsias adalah seorang satire yang menemukan alat musik bernama Aulos dan mulai memainkannya. Dalam waktu singkat, Marsias pun menjadi pesohor pemain Aulos terhebat. Dengan kelebihannya itu, ia berani menantang Apollo sebagai dewa musik.

Bukan soal apakah ia kalah atau menang, tapi soal dia telah berani menantang dewa dan kelancangan itu tidak termaafkan. Tidak ada dialektika tentang benar dan salah serta hukum kausalitas. Penentangan adalah sebuah kedurhakaan.

Nasib sama menimpa Thamiris, pemain alat musik bernama Lira. Lancang menantang para dewa Muse, maka ia dibutakan, pita suaranya dirusak hingga tak ada lagi nyanyian dan puisi. Nasib tragis ini pula yang menimpa Hang Jebat yang hidup pada abad ke-15 dengan keris Taming Sari di tangannya.

Jebat adalah benang kusut epos tanah Melayu yang merintih sendirian di ujung ajalnya. Tidak ada pembelaan untuk Jebat, garis tangannya seperti Marsias dan Thamiris, siapa yang berani berpikir di luar kotak? rakyat sudah terlalu lama bersimpuh di kaki sultan.

Padahal dulu kala, di pangkal sejarah imperium Melayu, Demang Lebar Daun sebagai representasi jelata telah mengikat perjanjian dengan Bapak Raja Melayu Sang Sapurba tentang adanya kesetaraan dan timbal balik, semacam equality before the law dalam Magna Charta.

Namun dalam lintasan kosmik zaman feodal apapun, kesetaraan itu tak pernah ada. Rakyat sudah terhegemoni sejak lahir hingga meninggal, bahkan hampir tidak berani sekadar berpikir untuk berpihak kepada patriotisme jalan sunyi yang dilewati Sang Rajuna Tapa, Jebat dan Megat Seri Rama: membalas raja-raja zalim.

Gaia yang marah karena anak-anaknya dikurung di Tartaros, menyuruh para raksasa untuk bangkit melawan para dewa Olimpus dan mengakhiri pemerintahan mereka. 

Tapi siapakah yang disebut pahlawan, dia adalah Herakles yang berhasil menumpas para raksasa suruhan Gaia. 

Gaia adalah personifikasi bumi dalam mitologi Yunani. Sejarah melupakan anak-anak Gaia yang dikurung untuk mengenang kepahlawanan Herakles.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun