Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Andai Punya Tangan, Nick Vujicic Mungkin Akan Memetik Matahari

14 Juli 2018   11:34 Diperbarui: 25 Agustus 2018   19:47 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nick Vujicic: www.groundzeroweb.com

Orang kerap bertanya bagaimana dia  bisa bahagia walaupun tidak punya lengan dan tungkai. Nick menjawab dengan cepat: itu semata soal pilihan. Sederhana saja, marah dengan selaksa alasan yang dia punya, atau mensyukuri yang sepotong itu.

Sepotong manusia yang terlalu lengkap ini juga telah merampungkan buku pertamanya bertajuk Life Without Limits: Inspiration for a Ridiculously Good Life pada tahun 2010 serta memasarkan video motivasinya yang berjudul Life's Greater Purpose dan No Arms, No Legs, No Worries.

Ia juga sudah mematahkan mitos yang payah untuk dipercaya banyak orang: cinta sejati. Sebuah foto menunjukkan ia hidup bersama istri cantiknya Kinae Miyahare, si tampan kecil Kiyoshi serta calon adik kembarnya yang segera lahir. Mereka terlihat dalam rasa syukur yang berlimpah. Satu keluarga kecil harmonis yang terdiri dari empat setengah orang.

Di mana kita tentang sepotong Nick Vujicic? Sebuah tangan sempurna karunia-Nya masihkah digunakan untuk mengetik fitnah hoaks di jagat maya, dibayar atau tidak. Sekujur tubuh lengkap masih bersimpuh bahkan berkeliling di lampu merah, menengadahkan tangan sempurna mereka atas belas kasihan manusia lain.

Tangan sempurna, dengan jam tangan mewah itu masih menengadah licik, menjual tandatangan, menunjuk dengan serakah. Melipat dan menaruhnya di saku, saban waktu tanpa keringat, digunakan dengan sangat efisien kecuali ketika menerima suap dan uang haram bentuk lain.

Dengan sedikit kuasa, dengan kaki panjang dan sempurna, seorang oknum pengayom menendang wajah seorang ibu. Seorang ibu yang mencari rezeki dengan cara haram. Mereka yang dianugerahi sepasang tangan menyelinapkan barang-barang curian, harus terhenti oleh kaki miskin cinta sang aparat.

Video buruk ini viral. Memancing kemarahan para penghuni sosial media. Lalu si tangan jahil, sempat-sempatnya menebar hoaks, memelintir fakta. Tangan-tangan sempurna yang mungkin jutaan banyaknya, mengetikkan kemarahan mereka yang sia-sia. Andai Nick punya tangan itu, ia gunakan untuk memetik matahari. 

Di mana Jason Voorhees dan Leatherface si tukang gergaji tangan dan kaki tadi? Ke sinilah barang sebentar, kalian sepertinya dibutuhkan, untuk memotong jiwa-jiwa yang tak pernah bersyukur dan menyelewengkan karunia Tuhan mereka. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun