Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Inilah Ujaran Kebencian dengan Cara Satire

28 Juni 2018   11:27 Diperbarui: 30 November 2019   17:34 3129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka kebencianku kepada orang - orang gemuk adalah karena rasa marahku pada keberingasan dan hegemoni yang mereka hunuskan terhadap orang - orang kurus. Sedangkan kebencianku kepada orang kurus karena kemalasan dan ketidakberdayaan mereka melawan tekanan zaman.

Terakhir, aku membenci orang berperawakan sedang, tidak kurus dan tidak gemuk. Mereka mewakili para safety player. Pencari aman yang dengan leluasa masuk ke butik lalu mencoba aneka baju di fit room tanpa kuatir kekecilan atau kebesaran.

Mereka jauh - jauh hari telah mengamankan ukuran postur mereka atas teror ketidaknyamanan apapun. Sekali - kali yang agak lebay dari mereka akan memamerkan six pack atau pusar yang ditindik dengan cara yang aneh.

Tidak sedikit dari makhluk berperut rata ini adalah para pemburu ijazah, lalu mengabdi di perusahaan asing yang telah menguras kekayaan negerinya untuk menjadi middle leader dengan gaji Dolar, lalu berhenti di situ sampai mati.

Mereka mengambil jalan hidup kelas menengah, tinggal di real estate yang nyaman dan ber-cluster kemudian beranak pinak. Mereka rutin tertawa dan bercanda sampai langit runtuh. Jikapun langit runtuh dan mereka dinyatakan selamat, maka mereka akan ber-selfie ria di atas reruntuhan tersebut.

Sebagian lagi akan sedikit berkeringat agar lulus tes atau menyuap seseorang untuk bisa jadi pegawai negeri. Hidup mereka aman nyaman hingga kakek nenek. Terkadang datang ke kantor hanya untuk mengisi absen, bermain smartphone atau membaca judul - judul Koran.

Atasan - atasan mereka korupsi, ya silakan, asal mereka bisa duduk - duduk santai di kedai kopi atau keluar masuk mall pada jam kantor, serta gaji dan tunjangan selalu utuh. Karena mereka yakin, negara tidak mungkin berhenti membayar gaji dan tunjangan, meskipun harus menumpuk utang. Di antara mereka bahkan sedang menunggu giliran, kapan waktunya jemari mereka diberi daulat untuk mengutak-atik anggaran negara lantas segera manjadi manusia gemuk berikutnya.

Mereka mampu mengkritik tapi mereka diam. Mereka memahami fenomena sosial, penindasan, ketidakberdayaan, tapi bungkam. Mereka adalah barisan bebek - bebek cuek yang anggun. Mereka logis, pragmatis dan apatis sekaligus tidak berguna untuk membuat perubahan apapun pada bangsa ini.

Maka biarlah aku menjadi pengujar kebencian yang paling kejam untuk ketiga jenis manusia ini. Termasuk membenci ketidaksempurnaanku sendiri, tidak tahu sebagai apa. Aku berbicara lewat bait - bait yang entah dimengerti atau tidak. Apakah aku berguna? Tombol hijaunya ada di tangan Anda.

Sebentar. Tidak adil rasanya jika aku sendiri yang terbebas dari kutukan. Maka untuk menyenangkan Anda semua, aku akan mengambil peran paling jahat. Aku adalah lelaki tanpa raga. Aku bisa masuk ke tubuh si kurus, si gemuk  dan manusia six pack tergantung apa keperluanku.

Aku puas mengadaptasi semua bentuk kejahatan dan kebodohan yang mereka lakukan, sepuas Anda menilaiku sebagai seorang hipokrit, oportunis atau sebagai lelaki pembisik yang paling dikutuk seantero ukuran postur apapun. Jika Anda sedang membayangkan neraka Jahanam, maka letakkan aku di dasar terdalam. Demikian. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun