Setelah berusia tua, Socrates belajar musik. Lalu ada orang berkata padanya, "Apakah engkau tidak malu belajar di usia tua?" Dia menjawab, "Aku justru merasa lebih malu menjadi orang yang pandir di usia sebegini."
Pergi melawan arus, mengambil jalan yang jarang dilalui bukan jalan yang dipukuli. Tertawa dalam menghadapi kesulitan, dan melompat sebelum Anda melihat. Menari seakan semua orang menonton. Berbaris dengan ketukan drum Anda sendiri. Dan keras kepala menolak untuk menyesuaikan diri. Ini kata Penulis Amerika Serikat Mande Hale, sebagai saran agar setiap kita selalu punya jiwa muda, jiwa petarung.
Rerata manusia yang menginjak kepala enam akan siap-siap menggulung perangkat kerja, mengatur kursi goyang di beranda, menunggu cucu berkunjung. Tak berminat akan apa-apa dan memulai hitung mundur menuju helaan nafas terakhir. Beberapa terserang post power syndrome. Â
Nelson Mandela punya alasan kuat untuk membusuk di dalam kurungan, 27 tahun bukan waktu sebentar. Bila pendiri Rolling Stone, Lewis Brian Hopkin Jones dilahirkan pada hari Mandela dipenjara, bintang rock dunia ini pun mati ketika Mandela dibebaskan.Â
Dalam 27 tahun berbilang bintang telah lahir dan mati, vokalis Nirvana, Kurt Cobain dan bintang bola Andres Escobar sampai Raja Iraq, Ghazi bin Faisal adalah di antara para pesohor yang diberi jatah hidup seumur Mandela meringkuk dalam kurungan. Kita segera teringat kepada Sang Penyair Revolusioner Chairil Anwar yang wafat juga di usia segitu.
Kembali pada Mandela, usia 72 ia bebas dan langsung melaksanakan serangan balik lewat kampanye multiras, dan merebut kursi Presiden Afrika Selatan dalam usia 76 tahun.
Belum lama, kita dicengangkan oleh Sang Lagenda Mahathir Mohamad. Di usia sangat sepuh, 92 tahun ia terpilih kembali menjadi Perdana Menteri Malaysia. Tidak ada kata mati bagi Mahathir setelah sayap politiknya dibentang selama 70 tahun. Mestinya ia sudah tamat di usia 78 tahun ketika meninggalkan singgasana perdana menteri sepanjang 22 tahun.
Meninjau Mahatma Gandhi, di usia 78 inilah ia mencapai keabadian. Butuh tiga peluru untuk menghentikan langkahnya. Lelaki tua itu segera sekarat, saat berjalan tertatih untuk memberi ceramah di Biria House.
Gandhi adalah salah seorang yang paling penting dalam gerakan kemerdekaan India. Ia adalah aktivis yang mengelak kekerasan, dan tak lelah mengusung gerakan kemerdekaan melalui aksi damai. Usia 45 ia bergelar Mahatma (jiwa agung dalam Sanskerta), dan menghabiskan separuh umurnya dalam kebajikan.
Sebelum Gandhi sempat menyampaikan ceramah, tiga peluru muntah dari pistol semi-otomatis milik pembunuh bernama Nathuram Vinayak Godse, tepat menembus dada. Tidak lama kemudian, Gandhi tewas. Ceramah di Biria House tinggal kesedihan yang mengimpit semesta India.