Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Racun Kalajengking 2019

5 Mei 2018   07:00 Diperbarui: 6 Juli 2018   16:57 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: fthmb.tqn.com

Tidak hanya Jokowi tentunya, karena Prabowo sebagai rival utama mendapat perlakuan serupa dari tidak elegan dan dewasanya cara kita berpolitik. Para elit dari kedua kubu pun tampak memancing di air keruh. Hampir tidak ada upaya melakukan peredaman dan memberikan pendidikan politik yang sehat kepada kerumunan netizen masing-masing.

Inilah Indonesia, menegakkan esensi demokrasi di negeri ini sama sulitnya dengan memerah racun kalajengking. Tapi biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk membiayai proses "demokrasi seolah-olah" ini harganya setara dengan bergalon -- galon racun kalajengking. Dalam APBN 2018, pemerintah mengalokasikan dana pertahanan keamanan dan demokrasi senilai Rp220,8 triliun untuk Pilkada 2018 dan Pemilu 2019. Belum dihitung berapa dana yang dikeluarkan masing-masing kandidat.

Sebagai negeri yang pernah terjajah ribuan tahun oleh sistem feodalis raja-raja dan kolonialisme barat, rakyat akan terus canggung. Ada kalanya mereka menempatkan dirinya sebagai budak politik ketimbang rakyat yang bermartabat, tapi mengaku paling demokratis sepanjang diberi kesempatan berbicara tanpa berpikir. Ada lagi yang seperti rela tidak makan  asal junjungannya tetap terpilih. Ini luar biasa aneh. ***

Muhammad Natsir Tahar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun