Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Novel Ghost Fleet dan Otak Reptil

24 Maret 2018   13:41 Diperbarui: 14 Oktober 2018   23:47 3421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Geopolitik sebagai pemicu perang adalah hukum sejarah kuno atas penaklukan ruang. Dikatakan pula oleh Sir Halford Mackinder bahwa zaman purba lebih cerdas karena nomaden berkuda bebas berkelana kemana saja di muka bumi ketika sekarang semuanya dilingkupi oleh pagar-pagar mematikan atas komando para tiran.

Nasionalisme adalah abstrak dan militerisme adalah gertak sambal (bluff), yang dalam game theory dianggap sebagai kelucuan. Jika Negara X meningkatkan kekuatan militernya menjadi 1.000, lalu Negara Y melakukan hal yang sama, maka tidak ada yang meningkat dari keduanya. Berperang adalah cara naif dan kotor untuk menyelesaikan sengketa. Tidak ada yang gembira setelah perang usai. Yang kalah mati dan yang menang tersungkur dalam kebangkrutan.

Kita selalu tahu, bahwa ancaman keamanan tidak melulu muncul dari senjata tempur kuno (kuno secara filosofis kendati ultra modern secara teknologi), melainkan dari kemiskinan, pengangguran, kesenjangan dan ketidakadilan sosial, pelanggaran HAM serta kekurangan gizi. Konsep keamanan yang baru menawarkan pendekatan yang lebih menyeluruh, mulai dari kesejahteraan fisik dan batin manusia, sampai dengan kelestarian alam.

Pemikiran akan perang yang paling brilian sekalipun macam Singer adalah primitif di sisi postmodernisme. Postmodernisme untuk beberapa masa ke depan akan sulit diterima dan mendapat penentangan. Hal ini terlihat dari gelagat manusia modern yang sulit memisahkan dirinya dengan mitos masa lalu, patriotisme, feodalisme dan paham rasisme untuk unggul dari bangsa lain.

Ada tiga bagian otak manusia yakni otak Reptil untuk pertahanan dan makanan, kemudian otak mamalia yang berfungsi di antaranya sebagai penyimpan memori, pengendalian emosi, metobolisme dan seterusnya. Yang terakhir adalah Neokorteks terbungkus di sekitar bagian atas dan sisi-sisi otak Mamalia. la merupakan 80% dari seluruh Tiateri otak manusia. 

Tugas Neokorteks adalah berpikir, berbicara, melihat, dan mencipta. Otak ini merupakan tempat kecerdasan manusia. 

Politik internasional dengan senjata  untuk menganeksasi negara lain sembari menguasai cadangan-cadangan logistik adalah cara kerja otak Reptil. Otak ini mendominasi cara bertindak kera yang disebut Darwin sebagai nenek moyang manusia modern. Jadi tak perlu berkecil hati pada PW Singer dengan novelnya yang bombastis. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun