Israel diprediksi akan membangun Israel Raya berdasarkan Perjanjian Lama tentang Tanah Yang Dijanjikan sepanjang Nil Mesir dan Eufrat Irak. Namun perspektif ini perlu diluaskan karena tidak semua Yahudi yang mendukung Zionis, beberapa di antaranya mendebat dengan sengit. Di Israel sendiri ada Neturei Karta (Penjaga Kota) sebagai kelompok religius Yahudi yang lahir pada tahun 1938. Kelompok ini menentang paham Zionis dan pembentukan Negara Israel. Berdasarkan keyakinan mereka, orang-orang Yahudi dilarang untuk memiliki negara mereka sendiri sampai kedatangan Mesias Yahudi. Kelompok ini dikenal sebagai pendukung Palestina.
Sedangkan Islam akan memenuhi nubuat akhir zaman dengan perang tak terhindarkan hingga Yahudi tersudut di balik batu dan pohon yang bisa berbicara. Tapi untuk jangka pendek, kandungan minyak bumi dan gas di dalam bumi Gaza akan lebih menggoda. Kehausan Israel akan gas, membuat mereka makin beringas menghantam Hamas yang masih bertahan dengan roket yang selalu melenceng. Dalam soal ini, baik Zionis maupun Otoritas Palestina Al Fattah (sebagai lawan politik Hamas) sama – sama tak menginginkan Hamas berlama–lama di Gaza. Soal gas, Al Fattah bahkan sudah pernah bermain mata dengan Inggris.
Menelisik lebih jauh apa biang penyebab Amerika menjadi pengabdi Zionis adalah transformasi budaya dan cara pandang Yahudi ketika terjadi eksodus dari Inggris menuju Amerika pada abad pertengahan. Menurut Edward Bernard Glick, ada alasan historis mengapa ada keterkaitan ini. The Pilgrim Fathers –julukan untuk asal usul Anglo Saxon di Amerika– membawa serta Kitab Perjanjian Lama dalam bahasa asli Ibrani.
“Tidak ada negara lain mana pun di zaman itu yang begitu serupa dengan negeri Bani Israel. Kedua bangsa ini begitu mirip dalam kebahagiaannya, dalam kekhasannya dibanding bangsa–bangsa lain,” demikian petikan khutbah pendeta Abied Abbot dalam tahun 1799 dengan judul “Persamaan –persamaan bangsa Amerika Serikat dan Bani Israel”. MNT
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI