Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Teknologi yang Didustakan

4 November 2017   14:14 Diperbarui: 4 November 2017   20:16 1169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: www.aquiziam.com

Jika temuan ini terus direkayasa dengan lebih hebat serta diproduksi secara massal, tentu saja semua alat pengungkit, lift dan transportasi konvensional yang rakus bahan bakar akan kehilangan daya tarik. Alih - alih mendapatkan pujian dunia atas temuannya, T Townsend Brown, ahli fisika bertubuh ceking penemu alat ini dikerdilkan oleh Pentagon dengan label temuan berbahaya.

Alfred Suci dalam 151 Konspirasi Dunia yang Disembunyikan menulis, ketika itu Laksmana Hyman Rickover meminta dengan tegas agar Townsend menghentikan penelitiannya karena dapat menghancurkan keyakinan manusia selama ini. Larangan tersebut mengesankan Pentagon tengah menutupi sesuatu. Penyelidikan yang dilakukan Dr Paul La Violette menyingkap tirai rahasia bahwa militer AS juga sedang mengembangkan Electrogravity yang mirip dengan temuan Townsend. Proyek ini dikaitkan dengan teknologi pesawat siluman Stealth bersandi Black Project.

Townsend meninggal karena frustasi berat pada 1985 karena temuannya tidak dianggap revolusioner. Ada hal lain, kamar pribadinya di pangkalan Angkatan Laut AS di Pearl Harbor dibobol dan sebagian catatan penemuannya dicuri.

Apa yang dapat disimpulkan dari tulisan ini adalah bahwa kemajuan teknologi tidak dibenarkan terlalu lancang memasuki kehidupan awam tanpa restu pihak - pihak pengatur untuk membela kepentingan sendiri atau konspirasi kapitalisme. Teknologi yang sejatinya dapat sangat membantu percepatan peradaban dan memudahkan manusia bisa dibuat melambat atas desakan kepentingan tertentu. Padahal teknologi tak bisa dicegah apalagi didustakan. Bahkan ia telah pernah ada, ketika zaman semakin sombong dan picik. Lalu apa yang bisa kita simpulkan dengan teknologi transportasi online, sampai kapan bisa didustakan? ***

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun