Walikota juga harus tahu, mafia tidak hanya ada di luar pagar. Lihat pula mafia -- mafia berseragam pamong yang kerjanya memotong anggaran, menyulap belanja, dan membuat pungutan liar. Mereka wajib dibasmi baik dari golongan laki -- laki atau perempuan, yang tua atau belia. Komplotan ini membuat negara bangkrut dan tak maju -- maju, lalu anggaran rutin yang bengkak akan selalu dilaporkan cekak.
Kita juga butuh penegak hukum yang jujur dan takut hanya pada Tuhan seperti Elliot Ness. Dengan jeli ia melihat celah hukum untuk menjerat Capone dan mengirimnya ke penjara. Ness adalah pimpinan Badan Penyelidik Kejahatan Pajak, yang kemudian mengendus nama Capone di salah satu buku yang disita polisi.
Capone adalah belut dari dunia hitam yang tersiram oli, terlalu licin untuk ditangkap. Tapi di tangan Ness, ia mati kutu. Sayangnya Ness hanya sebatang kara, di sel Atlanta -- seperti biasa -- Capone membeli martabat sipir penjara, untuk memastikan dirinya memperoleh kenyamanan, berikut buku-buku, karpet dan mesin ketik serta semua hal yang dilarang di penjara. Kegelisahan lain adalah: semua tentang Capone ada di Indonesia dan jumlah mereka bukan sedikit. Mereka bahkan lebih mutakhir, karena tidak perlu membunuh orang, cukup membeli nurani. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H