Einstein memuji Mozart seperti sesuatu yang murni terlahir dari alam. Meminjam filsafat Zen, sesuatu itu yang muncul dan mencengangkan dunia adalah harmoni, ia akan muncul secara berulang dari segala masa dan tempat yang lain. Ingat bahwa ketiganya atau siapapun di masa itu tidak pernah menulis musik klasik, mereka justru berpacu untuk menampilkan simfoni paling spektakuler pada masanya. Kitalah yang menyebut itu sebagai musik klasik, karena kita mengidap pemahaman waktu monokronik linier.
****
Adalah  Wage Roedolf  Soepratman – simfoni yang muncul dari keberantakan –  situasi zaman kolonial yang sulit. Ketika Indonesia Raya digubah dan pertama sekali dikumandangkan, ia diburu polisi Hindia Belanda, sampai jatuh sakit di Surabaya.
Dan saat ia menyiarkan lagu terakhirnya Matahari Terbit pada awal Agustus 1938, ia ditangkap bersama pandu-pandu di Malang, kemudian ditahan dan dipenjara di Kalisosok. Soepratman  meninggal pada tanggal 17 Agustus 1938,  tepat tujuh tahun sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945. Tak sempat ia menyaksikan Indonesia Raya dijadikan lagu kebangsaan. Sebagaimana Mozart juga tak sempat melihat Beethoven menjadi besar untuk disandingkan dengan namanya di kemudian hari. Kawan, tetaplah bertahan di zona nyaman, atau lahirkan masterpiece-mu.! ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H