Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mungkin Anda Butuh "Gas Ketawa"?

6 Februari 2017   11:00 Diperbarui: 6 Februari 2017   21:25 1177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: dancumberworth.co.uk

Hanya ada satu jenis operasi tanpat diikat, namanya operasi super kilat. Jika Anda menginginkan ini, segera temui Robert Liston. Tersebutlah Robert Liston (1797 – 1847), dokter asal Skotlandia yang tersohor karena mampu memotong tungkai pasien dengan kecepatan The Flash. Saking cepatnya, siapapun yang berkedip, akan kehilangan kesempatan untuk menyaksikan prosesnya.

Tulisan ini bukan tentang sejarah anestesi sebenarnya, tapi lebih tertarik pada fenomena manusia-manusia yang membuat jalan pintas untuk menemukan kebahagiaannya. Mereka harus membayar mahal untuk ketawa.

Agama telah menuntun kita bagaimana menemukan kebahagiaan dengan tawakal atau berserah diri kepada-Nya. Para mistikus Muslim akan menempuh jalan sufistik, atau Budha Mahayana menggunakan metode Zen sebagai cara terbaik untuk tidak merasakan derita dunia.

Beberapa tahun yang lalu, Rhonda Byrne mengagetkan dunia dengan buku best seller berjudul The Secret. Byrne mengumpulkan pendapat-pendapat para pakar untuk mengajak kita menyingkirkan seluruh pikiran negatif, lalu menggantikannya dengan pikiran positif yang dipenuhi harapan-harapan tentang cita manusia. Metode yang digunakan adalah law of attraction. Pikiran-pikiran yang positif akan menarik hal yang baik dan pikiran negatif akan menarik hal-hal yang buruk.

Selain Ipho Santoso yang mengagas cara berpikir otak kanan, di Indonesia lalu muncul Erbe Sentanu yang memperkenalkan Quantum Ikhlas yakni cara berpikir yang mengandalkan kedahsyatan ikhlas dan penyerahan diri penuh kepada Yang Maha Kuasa. Ketika berada di zona ikhlas kata Erbe, manusia akan memiliki hati penuh syukur, lebih arif dan lebih dekat dengan Tuhan.

Selanjutnya ada Dedy Susanto yang menulis buku Pemulihan Jiwa sebanyak enam edisi. Dedy mengkompilasi semua metode tentang berpikir positif, ikhlas dan syukur. Intinya adalah, pikiran buruk dan kacau membuka jalan kepada keburukan dan kekacauan lanjutan, demikian pula dengan pikiran-pikiran yang baik.

Jika semua langkah ini sudah dipilih satu-satu dan kita masih juga tidak bahagia, mungkin saja kita sedang butuh Gas Ketawa dan itu sangat tidak dianjurkan. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun