Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Percaya atau Tidak, Uang Kita Hanya Senilai Koran Bekas

19 Desember 2016   16:21 Diperbarui: 22 Oktober 2018   11:29 29238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi: smallidea.files.wordpress.com

Mantra sihir bagi pencitraan Dolar AS ini di belakang hari terbukti ampuh menempatkannya sebagai satu-satunya Fiat Money yang tersukses sepanjang sejarah dunia.

The Greenback, begitu orang ramai menjuluki Dolar, tentu tidak hanya digunakan di dalam negeri saja, bahkan menjadi cadangan devisa utama bagi negara-negara dunia. Di Akhir 1990-an, 70 persen cadangan devisa dunia dipenuhi dengan Dolar.

Pamor Dolar memang agak sedikit surut ketika Euro - saudara mudanya sesama Fiat Money- mulai diperkenalkan. Euro telah mengambil share hampir 25 persen di akhir 2005, sementara Dolar sedikit menciut hingga tinggal sekitar 65 persen.

Dalam buku Satanic Finances, A. Riawan Amin disebutkan, peredaran Dolar yang dipompa keluar dari Amerika setiap harinya diperkirakan lebih dari USD 1,5 Miliar. Dengan menimbang produksi untuk satu dolarnya kurang dari satu sen, maka sudah pasti Dolar bukan sekadar mata uang, tapi telah menjadi produk ekspor paling unggul Amerika. Kita pun sedang hidup dalam ilusi besar yang dikendalikan oleh segelintir orang di dunia.

Salah satu misal, di bawah payung Federal Reserve Act,1913, The Fed lah yang berhak menerbitkan dan mencetak Dolar, bukan Departemen Keuangan (U.S.Treasury). Di sinilah keanehannya. The Fed menjadi sebuah institusi yang memiliki otoritas untuk mencetak uang, tapi bukan dimiliki oleh negara. Rakyat Amerika boleh bangga mata uangnya paling berpengaruh, tapi itu adalah kebanggaan semu, tepatnya ilusi. 

Chairman of the Committee on Banking and Currency, Louis T. Mc Fadden pada tanggal 10 Juni 1932 telah membongkar rahasia ini kepada publik: Sebagian orang mengira The Fed adalah institusi Pemerintah AS. Mereka bukan institusi Pemerintah. Mereka hanyalah swasta yang memegang monopoli kredit dan menerkam rakyat Amerika untuk keuntungan diri mereka sendiri dan penipu yang menjadi rekanan mereka. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun