Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jauhkan Kultus Individu, Kita Semua Juara Satu

10 Oktober 2016   13:41 Diperbarui: 4 Maret 2019   15:20 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi: www.lonelyplanet.com

****

Dalam dimensi kekinian, kultus individu dapat ditandai pada gejala ketika seseorang menggunakan media massa, propaganda, atau metode lain untuk menciptakan figur ideal atau pahlawan, seringkali dengan menaikkan frasa-frasa hiperbola. Biasanya mereka adalah tokoh–tokoh yang akan diorbitkan untuk menjadi pemimpin tanpa melewati proses seleksi ilmiah.

Manusia pecundang adalah serombongan orang yang tak punya kemandirian berpikir analitis lalu terhipnotis kepada sesosok figur yang mereka percayai setelah melihat tontonan, bacaan atau bualan. Lalu mereka menumpukan diri sebagai pembela paling depan atas koreksi apapun yang datang dari pihak lawan. 

Maka, siapa yang menegur, mengkritik atau meluruskan sang kultus akan dianggap sebagai penghujat kebenaran dan, karena itu, harus dilawan. Jika perlu sampai berkalang tanah. Inilah bahaya dari sebuah kultus individu.

Penyakit kultus individu juga muncul karena manusia merebahkan dirinya menjadi penghamba. Yang apabila mereka sudah jatuh hati kepada satu jenis manusia, mati pun olehnya tak mengapa. Sifat rendah diri – inferiority complex, malas berpikir, mudah tercengang–terkagum, tidak bersyukur sudah dijadikan manusia 'juara satu' dan seterusnya adalah hal–hal yang menyuburkan kultus individu. Maka nabi–nabi palsu, sekte–sekte sesat, bedebah pengganda uang, selebriti penjahat kelamin sampai pemimpin horor akan ada saja pemujanya. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun