Kembali kepada Taufik Ismail, ternyata 120 juta orang yang mati itu bukan karena semata – mata dibantai oleh komunis dengan mesin pembunuh, tapi mereka mati sendiri akibat adanya kerja paksa. Kemudian budayawan lagendaris ini  mengecam sistem ekonomi komunis yang tidak satupun berhasil kecuali menyebabkan kematian akibat kelaparan dan bergelimpangan di jalan – jalan.
Angka – angka tersebut kemudian dipinjam Ayahnda Taufik Ismail untuk mengecam PKI di Indonesia, namun ia lupa menyebut fakta perlakuan kejam secara bumi hangus juga sudah diderita PKI dan entah siapapun yang telah dihubung – hubungkan dengan mereka. 500.000 sampai satu juta orang mati menggelepar dalam sekejap.
Kita sepakat untuk membenci komunisme, namun tidak seperti tungau di seberang tampak, tapi gajah di pelupuk mata tidak.  Jika kita Pancasilais sejati mestinya sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia juga dapat diterapkan pada dimensi ini, karena seburuk – buruknya mereka – katakanlah begitu – mereka tetap rakyat Indonesia. Sekali lagi, berpikir adil itu sulit. Tapi Sang Pemilik Keadilan Paling Hakiki tidak tidur. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H