Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Igau Trump Soal Columbus

21 Desember 2015   11:22 Diperbarui: 4 Maret 2019   14:28 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pun, dalam ekspedisinya yang tanpa sengaja menemukan Amerika, Columbus pernah dibantu oleh nakhoda Muslim bersaudara: Martin Alonzo Pizon yang memimpin kapal Pinta dan Vincente Yenez Pizon yang ada di kapal Nina. Keduanya adalah kerabat Sultan Maroko dari Dinasti Marinid, Abuzayan Muhammad III.

Colombus sendiri dalam catatan perjalanannya menulis bahwa pada hari Senin, 21 Oktober 1492, ketika berlayar di dekat Gibara di tenggara pantai Kuba, dia mengaku melihat sebuah masjid dengan menaranya yang tinggi berdiri di atas puncak bukit yang indah.

Doktor Barry Fell dari Oxford University juga menemukan jika berabad sebelum Colombus tiba di Amerika, sekolah – sekolah Islam sudah tersebar di banyak wilayah, antara lain di Valley of Fire, Allan Springs, Logomarsino, Keyhole, Canyon, Washoe, Mesa Verde di Colorado, Hickison Summit Pass di Nevada, Mimbres Valley di Mexico dan Tipper Canoe Indiana.

Seorang sejarawan bernama Dr Yousef Mroueh menghitung, di Amerika Utara ada sekurangnya 565 nama Islam pada nama kota, sungai, gunung, danau dan desa. Di Amerika Serikat sendiri 484 dan di Kanada 81. Nama Mekah dan Madinah pun tak luput ditorehkan para pioner Muslim di Amerika. Ada nama Mecca di Indiana lalu Medina di Idaho, New York, North Dakota, Ohio, Tenesee, Texas dan Ontario Canada. Bahkan di Illinois ada kota kecil bernama Mohamet yang berasal dari nama Muhammad.

Suku – suka asli Amerika pun, dari kaum Muslim Indian banyak yang nama sukunya berasal dari bahasa Arab seperti Apache, Anasazi, Arawak, Cherokee, Arikana, Chavin Cree, Makkah, Hohokam, Hupa, Mohican, Mohawk, Nazca, Zulu dan Zuni. Bahkan kepala suku Indian Cherokee yang terkenal bernama Se-quo-yah yang menciptakan silabel huruf Indian disebut Cherokee Syllabari pada 1821 adalah seorang Muslim. Ia senantiasa mengenakan sorban, bukan ikat kepala dari burung.

Lalu kemana suku – suku asli Amerika itu sekarang, siapa yang telah merampok dan membungihanguskan peradaban - peradaban mereka? Siapa yang telah menggantung dan menyiksa sampai mati karena enggan menjadi budak? Siapa teroris paling kejam dan paling sporadis dalam sejarah dunia sesungguhnya? Tanyakan kepada yang mulia Tuan Donald Trump. ~MNT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun