Mohon tunggu...
Naufal Shidqi Laras
Naufal Shidqi Laras Mohon Tunggu... Sejarawan - Penulis / Mahasiswa

History Student in Universitas Negeri Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Malaysia, Indonesia, dan PBB Tahun 1964-1965

19 Juni 2019   16:16 Diperbarui: 19 Juni 2019   16:53 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 16 September 1963, lahir sebuah negara baru yang pernah menjadi bagian dari Imperium Inggris di Asia Tenggara. Yakni Federasi Malaysia yang terdiri atas beberapa negara utama diantaranya Negeri-Negeri Malaya, Singapura, Serawak, Sabah, dan Brunei. Walaupun sebelumnya Malaysia telah memproklamasikan kemerdekaannya pada 31 Agustus 1963, itu hanya untuk Negeri-Negeri Malaya itu sendiri. Menjadi masalah dari kasus ini adalah dimana Malaya saat itu ingin menggabungkan Kalimantan bagian Utara menjadi bagian dari negaranya dan menjadi Federasi Malaysia yang terdiri atas seluruh bekas imperium Inggris di Asia Tenggara.

Rencana tersebut ditentang oleh Indonesia dan Filipina. Akhirnya sebelum pembentukan negara tersebut dibuatlah suatu pertemuan setingkat menteri luar negeri di Manila pada Juni 1963 namun tak berhasil membendung rencana kemerdekaan Malaysia yang direncanakan itu.

Masalah tersebut semakin memanas setelah Presiden Soekarno pada tanggal 3 Mei 1964, mengumumkan dibentuknya Dwikora (Dwi Komando Rakyat). Hal ini membuat kedua negara terlibat konfrontasi politik dan militer secara resmi. Tak sampai disitu, Malaysia pada 3 September 1964 meminta DK PBB untuk mempertimbangkan aduanya tentang agresi Indoensia. Aduan tersebut di terima dan DK PBB mengutuk apa yang dilakukan Indonesia terhadap Malaysia.

Ketidakpuasan Soekarno terhadap organisasi PBB yang dianggapnya sebagai pencerminan pada saat didirikan tahun 1945, ditambah usulan yang disampaikan dalam pidato membangun dunia kembali di tahun 1960 yang tidak mendapatkan sambutan serius dari PBB, Hal tersebut menjadikan Indonesia keluar dari Organisasi Internasional tersebut.

Keluarnya Indonesia dari PBB pada bulan Januari 1965 dikarenakan oleh persengketaan dengan Malaysia tidak semata-mata karena ketidaksempurnaan organisasi tersebut.

Faktor utama penyebab Indonesia keluar dari PBB, maka Presiden Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 31 Desember 1964 mengulangi lagi apa yang pernah dikatakanya pada tahun 1960 dalam pidatonya "Membangun Dunia Kembali" Pidato Soekarno tanggal 31 Desember 1964 menyatakan bahwa, PBB itu belum banyak terdapat di negara-negara baru di Asia, hanya terdapat sedikit negara-negara baru di Afrika dan rakyat-rakyat Amerika Latin belum bangkit. Dewasa ini telah terdapat berpuluh-puluh negara Asia dan Afrika, rakyat Amerika Latin sudah bangkit, tetapi PBB masih saja tidak berubah. Konstelasi dunia, komposisi dunia telah berubah, tetapi PBB tidak berubah. PBB tetap tinggal seperti PBB tahun 1945, itulah sebabnya PBB perlu dirombak.

"Oleh karenanya jikalau sekarang PBB yang belum berubah, yang tidak lagi mencerminkan keadaan sekarang, jika PBB yang menerima Malaysia menjadi anggota Dewan Keamanan, kita, Indonesia akan keluar, kita akan meninggalkan PBB sekarang ! " -- Soekarno, Presiden Republik Indonesia (1945-1967)

Namun strategi Indonesia tersebut tidak mendapatkan hasil, karena seminggu setelah ancaman Indonesia keluar dari PBB, yaitu pada tanggal 7 Januari 1965, Malaysia diterima menjadi anggota Dewan Keamanan PBB. Dan tidak ada selang waktu setelah diterimanya Malaysia menjadi anggota DK PBB, dalam pidatonya Presiden Soekarno menyatakan :

"Sekarang karena ternyata Malaysia diterima menjadi anggota DK PBB, saya menyatakan 'Indonesia keluar dari PBB !'"

Keputusan sepihak Indonesia tersebut karena Soekarno mengaggap bahwa saat itu, mahkota kemerdekaan adalah "Kemampuan untuk terbang dengan sayap sendiri". Secara resmi, keluarnya Indonesia dari keanggotaan PBB diberitahukan dengan surat Menteri Luar Negeri RI, Dr. Subandrio pada tanggal 20 Januari 1965, yang menyebutkan juga bahwa keluarnya dIndonesia dari Badan Dunia tersebut terhitung tanggal 1 Januari 1965.

Sumber :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun