Sudah sebulan semenjak aku menjalani masa perkuliahan dan menjadi mahasiswa baru, aku sudah mempunyai banyak teman dan salah satu temanku menceritakan film yang membuat jiwa petualangku bergejolak.
Film Jungle (2017) adalah film bergenre drama biografi yang berkisah tentang cara bertahan hidup di Hutan Amazon. Cerita film ini diangkat berdasarkan kisah nyata perjalanan petualang Israel bernama Yossi Ghinsberg.
Berlatar waktu awal 1980-an, Yossi Ghinsberg yang hobi bertualang ke banyak tempat sedang berkunjung ke Bolivia untuk melakukan perjalanan ke Hutan Amazon. Di sana, Yossi bertemu dengan Marcus Syamm, seorang guru sekolah Swiss serta Kevin Gale, seorang pendaki asal Amerika dan fotografer. Ketiganya menjalin persahabatan yang cukup dalam dan menginap di sebuah penginapan yang berada di kota La Paz selama setahun.
Suatu hari, Yossi pergi ke pasar dan bertemu dengan seorang pemandu asal Austria, Karl Ruprechter. Karl yang mengetahui Yossi bakal menjelajahi hutan Amazon mengatakan, ada suku Indian yang berada di sana. Menurut Karl, Yossi akan baik-baik saja apabila mengenal salah satu dari mereka dan kebetulan Karl mengenalnya. Yossi pun percaya kepada Karl dan mengajak Kevin serta Marcus untuk ikut perjalanan ini.
Keesokan harinya, keempatnya memulai perjalanan dan beberapa hari menelusuri hutan Amazon yang belantara. Awalnya, semua berjalan sangat menyenangkan. Pemandangan hutan yang indah, lalu bertemu dengan penduduk Asariamas, mereka berpesta dan berfoto bersama. Masalah mulai muncul, ketika Marcus kesulitan melanjutkan perjalanan, karena kakinya yang lecet. Fisik Marcus memang paling lemah dibandingkan yang lain. Marcus juga penakut dan lamban. Hal ini membuat Kevin dan Yossi terbebani. Petualangan yang mereka idamkan terhambat gara-gara Marcus.Â
Lalu mereka berempat berpikir mencari jalan keluar. Perjalanan untuk ke desa selanjutnya, Curiplaya membutuhkan waktu 4 hari perjalanan darat. Namun Yossi dkk selalu berjalan mengikuti arah sungai, dan diusulkan lah membuat rakit untuk memperpendek perjalanan. Karl sempat terdiam, tak merasa yakin dengan keputusan itu. Namun 3 lawan 1 dan luka di kaki Marcus semakin parah, akhir nya mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan air dengan membuat rakit buatan menyusuri sungai Amazon.
Lagi-lagi semua berlangsung baik, sebelum arus deras datang. Karl yang ditunjuk sebagai kapten panik sampai tidak bisa membaca arus. Ia adu mulut dengan Kevin. Kevin menuduh Karl salah memberi instruksi dan Kevin berpikir bagaimana Karl bisa sepanik itu karna takut rakitnya akan hancur ditempa arus deras dan mengira jika Karl tidak bisa berenang. Setelah kejadian itu, mereka bertengkar dan sempat berpisah, hingga membuat keputusan kembali. Kevin dan Yossi ngotot melanjutkan perjalanan dengan rakit karna merasa mereka bisa menguasai sungainya. Sementara Karl dan Marcus melakukan perjalanan darat seperti biasa, karna takut hal yang tak terduga terjadi.
Lalu akhirnya keputusan sudah bulat dan terbagi 2, Kevin dan Yossi melanjutkan perjalanan dengan rakit. Mereka membagikan makanan dengan porsi tim perjalanan air lebih banyak, Yossi dan Kevin pegang parang sedangkan Karl dan Marcus bawa senapan. Yossi juga boleh menyimpan map yang dibuat Karl sebelumnya untuk membaca kapan mereka harus menepi. Tapi kembali arus deras mengombang-ambingkan, untuk kemudian memisahkan mereka. Yossi terseret arus, dan dengan tubuh lemas menepi ke hutan. Setelah itulah, petualangan Yossi di hutan Amazon dimulai.
Yossi yang terpisah dari Kevin harus berjuang untuk dapat bertahan hidup sendirian. Yossi berjuang bertahan hidup selama berminggu-minggu tanpa pisau, dan ia pun belum pernah mendapatkan latihan bertahan hidup. Ditambah lagi kakinya yang terluka dan tidak ada obat-obatan yang membuat kakinya mulai membusuk.
Setelah lebih dari sepekan dia tersesat dihutan belantara, Yossi mulai berhalusinasi, membayangkan hal-hal yang tak wajar. Hingga suatu kali ia pernah menelusuri hutan dan hanya berputar-putar area tersebut. Awalnya ia heran dengan melihat jejak sepatu, pikirnya barangkali juga ada penjelajah yang sedang menyelusuri di area tersebut. Setelah diteliti lagi area sekitar dan dia cocokkan jejak telapak sepatu tersebut, ternyata itu merupakan jejaknya sendiri. Yossi juga sempat menemukan desa Curiplaya sesuai map yang dibuat oleh Karl, namun desa itu sudah ditinggalkan dan tak ada satupun kehidupan disana. Kekesalan terlontar dari dirinya, memaki kebodohan yang ia lakukan sendiri. Pada akhir nya ia mencoba untuk melihat peta kembali, dan desa selanjutnya adalah Rurrenabaque, 193km dari Curiplaya. Yossi mencoba sabar, menelusuri hutan dengan berjalan kaki dan mencoba untuk terus dekat dengan sungai.
Ketika perjalanan sebelum mendekati sungai ia menemukan seorang perempuan suku pedalaman, hanya seorang diri. Apakah itu hanya halusinasi yossi atau memang nyata namun pada akhir nya perempuan tersebut menghilang atau meninggalkan Yossi seorang diri ketika tertidur. Lagi lagi kekesalan mencuat dan kekecewaan tak terbendung lagi, ketika dia hanya mengharapkan seorang teman untuk keluar dari hutan belantara.
Banyak kejadian kejadian menarik lainnya yang pada akhirnya Yossi di pertemukan dengan temannya melalui halusinasi dengan wanita suku pedalaman. Hal ini sangat menegangkan, karena temannya putus harapan untuk menemukan yossi setelah menyusuri sungai selama 3 minggu.
Kisah ini mengajarkan kita bahwa sesuatu bisa terjadi di luar rencana. Bahkan seorang petualang juga bisa mengalami masalah selama perjalanan jika tidak mengetahui medan. Ada pesan cukup dalam yang ingin disampaikan oleh film Jungle ini. Yaitu tentang bersyukur dalam kondisi apapun. Saat Yossi dalam kesendirian, bertahan hidup, ia melihat aurora yang indah di langit. Berkali-kali ia mengucap syukur pada Tuhan, seolah ini tamparan keras bagi siapapun yang selalu mengeluh tentang hidup.
Satu lagi hal yang menarik dalam film ini adalah persahabatan mereka yang benar-benar kuat serta saling yakin dan percaya satu sama lain. Keyakinan yang tumbuh antara mereka sebagai teman serta bagaimana keyakinan tersebut lah yang mampu membuat Yossi berusaha bertahan dalam pertarungan hidup dan matinya di hutan.
Temanku merekomendasikan film ini setelah berpikir jika aku ini menyukai sebuah petualangan. Dan menegaskan satu hal, jika persahabatan bukan sesuatu yang buruk. Percaya pada teman adalah suatu hal baik dalam hidup, dimana manusia hanyalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, teman adalah harta berharga lain yang patut dimiliki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H